Puisi merupakan karya sastra yang bersifat bebas. Puisi modern tidak terikat pada ketentuan penulisan sehingga memudahkan pengarang mengekspresikan gagasannya.
Salah satunya contoh puisi kemerdekaan 17 Agustus yang akan dimuat setelah ini. Tulisan-tulisan tersebut sengaja dikarang untuk mengingat, menghargai, menyadarkan, dan memberi semangat tentang perjuangan pahlawan di masa lampau.
Hal ini juga mengacu pada Indonesia yang akhirnya merdeka dengan segala perjuangan dan pengorbanan. Puisi tersebut juga bisa menambah khidmat untuk merayakan kemerdekaan NKRI yang ke-79 di tahun 2024.
Maka dari itu, kami ingin memberikan sejumlah contoh puisi kemerdekaan 17 Agustus yang dirangkum dari karya sejumlah pengarang. Selengkapnya, simak tulisan berikut ini.
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (1)
17 Agustus
Karya: Ahmad M. Mabrur Umar
17 Agustus
Sejarah negeri telah terukir dalam ribanya
Dahulu dijajah, kini lantang bersorak merdeka
Merah putih berkibar gagah penuh karisma
Salam satu semboyan Bhinneka Tunggal Ika
17 Agustus
Takkan rela terjajah lagi
Malam suram berganti cerah mentari pagi
Tidak lagi terdengar tangisan pertiwi
Datanglah segera, jangan ayal lagi
17 Agustus
Bukti sejati juang para pahlawan
Mengangkat bambu, bedil pun dilawan
Penjajah dilawan, negeri sendiri jadi kawan
Walau langit kelam berbalut pekat sang awan.
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (2)
Merdekalah Bangsaku
Karya: Yamin
Sejarahmu terus terkenang di ingatanku
Tujuh belas Agustus saksi bisu hari kebebasanku
Para pahlawan bertaruh keras pertahankan keutuhanmu
Sebagai kenangan sepanjang hidup
Indonesia kini merdeka
Berkibarnya sang merah putih bawa napas lega tanpa nestapa
Mengenang cerita berderailah air mata
Kemerdekaan hilangkan jeritan lara
Indonesia merdeka ….
Lahirkan pemuda-pemudi bangsa
Terbang ke awan menguak kedamaian
Menengok ke kanan-kiri bawa kebaikan
Kaki cengkram erat semboyan kemerdekaan.
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (3)
Pendidikan dan Harapan
Karya: Dwi Arif
Pendidikan adalah tangga harapan
Tangga itu menuntun manusia untuk mencapai tujuan
Semua manusia berhak untuk menggunakan
Untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan
Tangga itu tidak boleh disembunyikan
Dari semua insan yang ingin perubahan
Tangga tersebut tidak boleh disalahgunakan
Hanya untuk meraih keuntungan
Tangga itu harus benar-benar kuat
Agar mampu merubah manusia menjadi bermartabat
Tangga tersebut harus selalu dirawat
Agar bisa membimbing kita meraih akal sehat
Tangga itu harus bisa beradaptasi
Dari zaman yang begitu kencang berlari
Tangga itu tidak boleh dinodai
Agar bisa mengantar kita menjadi manusia bermoral yang hakiki.
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (4)
Inilah Saatnya
Karya: Bagun Luhur Prasetyo
Detik-detik menegangkan
Mencetak sejarah yang tak terlupakan
Memperkenalkan ke seluruh dunia
“Inilah si merah putih, yang telah ditunggu kehadirannya”
Selama beberapa detik
Dunia hening tak mendengarkan
Naskah yang sudah lama dinantikan
Yang menjadi bukti perjuangan para pahlawan
Ketika itu pula, para pendekar negeri berkata dalam hati
“Inilah saatnya”
Seakan telah terbayar semua tetesan air mata, keringat, maupun darah
Karena memang inilah alasan mereka berjuang dan berkorban
Selang beberapa menit
Si merah putih diperlihatkan kesucian dan keberaniannya
Tanpa rasa takut, rasa khawatir
Itulah… hakikatnya MERDEKA
Para pahlawan pun tak kuasa menahan air mata
Melihat awal mula dari apa yang mereka impikan
Karena mereka mengetahui, MERDEKA itu bukan alasan menghentikan perjuangan
Tapi merupakan langkah baru bagi kaum merah putih tuk berkembang
Sejak hari itu, tak ada lagi rasa takut
Tak ada lagi rasa khawatir
Rakyat bebas kesana kemari
Bebas berkreasi dan berinovasi
Kan dikenang selamanya oleh dunia
Bahwa 17 Agustus 1945
Itulah kelahiran ibu pertiwi tercinta
Engkaulah Indonesia
75 tahun sudah, kau berdiri…. Hingga selamanya.
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (5)
Kemerdekaan Merah Putih Suci
Karya: Muhammad Ilham
Di Ufuk Timur
Tersiar semburat cahaya teratur
Goyangan suara menggelegar
Untuk mendorong batu terbesar
Semburan cairan merah
Keluar dari tubuh yang tak mau menyerah
Dengan teriakan menggelora
Dan semangat membara
Bola-bola bertebaran dimana-mana
Kayu berjari tak tahu menunjuk kemana
Aliran air mata bak sungai
Mereka menunggu pahlawan yang melindungi
Teriakan mereka menyebut negeri dan Ilahi
Untuk menunggu penantian yang lama sunyi
Suara mereka adalah hiasan
Perjuangan adalah makanan
Kami hanya membawa daun tajam
Tak gentar, tapi teriakan
Kami bergerak siang malam
Mereka hanya kelalaian dan kekerasan
Kami terus berjuang
Mereka dengan omongan dan goncangan
Akhirnya itu bukan hanya perkataan
Inilah hasil perjuangan
Kemerdekaan
Kami maju dan kami raih
Walau panas dan perih
Karena perjuangan, bukan lagi harapan
Karena perjuangan, menjadi tatapan
Merdeka.
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (6)
Satu Kata Merdeka
Karya: Ikbal Alimuddin
Kita semua adalah pejuang
Pejuang buat diri kita sendiri
Memperjuangkan masa depan
Layaknya para pahlawan kemerdekaan
Perjuangan memang tak semudah membalikkan telapak tangan
Karena di balik perjuangan ada kemerdekaan yang menanti untuk diraih
Inilah yang juga dilakukan oleh para pahlawan
Mereka memperjuangkan kemerdekaan dengan bercucuran keringat
Bertumpah darah
Mengerahkan seluruh jiwa dan raganya
Demi satu kata
“Merdeka”
Semangat perjuangan para pahlawan
Juga tertanam kuat di diri kita semua
Dalam meraih impian
Tidak semudah membalik telapak tangan
Butuh diterpa
Sampai titik darah penghabisan
Butuh berjuang
Demi satu kata
“Merdeka.”
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (7)
Prajurit Jaga Malam
Karya: Chairil Anwar
Waktu jalan...
Aku tidak tahu apa nasib waktu
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua tua keras, bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian
Ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan...
Aku tidak tahu apa nasib waktu!
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (8)
Gerilya
Karya: W.S. Rendra
Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling di jalan
Angin tergantung
Terkecap pahitnya tembakau
Bendungan keluh dan bencana
Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling dijalan
Dengan tujuh lubang pelor
Diketuk gerbang langit
Dan menyala mentari muda
Melepas kesumatnya
Gadis berjalan di subuh merah
Dengan sayur-mayur di punggung
Melihatnya pertama
Ia beri jeritan manis
Dan duka daun wortel
Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling dijalan
Orang-orang kampung mengenalnya
Anak janda berambut ombak
Ditimba air bergantang-gantang
Disiram atas tubuhnya
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Lewat gardu Belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin ikut ngubur ibunya.
Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus (9)
Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang
Karya: W. S. Rendra
Tuhanku
WajahMu membayang di kota terbakar
Dan firmanMu terguris di atas ribuan
Kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
Tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
Sempurnalah sudah warna dosa
Dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
Adalah satu warna
Dosa dan nafasku
Adalah satu udara
Tak ada lagi pilihan
Kecuali menyadari
Biarpun bersama penyesalan
Apa yang bisa diucapkan
Oleh bibirku yang terjajah?
Sementara kulihat kedua lenganMu yang capai
Mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku.
Itulah sederet contoh puisi kemerdekaan 17 Agustus yang bisa dijadikan penambah semangat nasionalisme. Anda juga bisa membawakannya untuk lomba bertema kemerdekaan Indonesia.