Perbedaan Sushi dan Sashimi, Makanan Tradisional Jepang yang Terkenal

Foodspot.co.id
Ilustrasi hidangan sushi dan sashimi
Penulis: Anggi Mardiana
Editor: Safrezi
21/10/2024, 12.50 WIB

Jika Anda memasuki restoran Jepang, salah satu menu utama yang mungkin akan ada di menu mereka adalah sushi dan sashimi. Banyak yang menganggap kedua menu tersebut merupakan satu sajian yang sama. 

Memang ada kesalahpahaman umum yang kerap menganggap keduanya merupakan makanan Jepang yang mirip. Sashimi tidak sama dengan sushi, dan merupakan hidangan yang sama sekali berbeda.

Jika Anda memesan sushi dan sashimi secara bersamaan, akan lebih mudah untuk melihat perbedaan di antara kedua hidangan ini. Sushi menggunakan nasi sedangkan sashimi tidak. Selain itu, ada perbedaan lain yang membedakan keduanya. Ingin tahu lebih banyak tentang sushi vs. sashimi?

Perbedaan Sushi dan Sashimi Berdasarkan Pengertiannya

Mungkin sebagian dari kita sudah familiar dengan makanan Jepang seperti sushi dan sashimi. Makanan ini terbilang unik, salah satu cirinya identik dengan penggunaan saus manis dan asin. Berikut perbedaan sushi dan sashimi:

1. Sushi

Sushi (Freepik.com)

Bahan terpenting yang harus ada pada sushi yaitu nasi, ikan mentah atau matang. Ciri khasnya adalah nasi direndam dengan cuka. Kata sushi berasal dari bahasa Jepang yang artinya “nasi asam”.

Sushi tradisional biasanya terdiri dari nasi, dan makanan laut mentah. Sementara sushi modern mencakup beragam jenis daging, sayuran, dan makanan laut yang dimasak bersama bahan tambahan lai, seperti alpukat dan mentimun.

Sushi selalu menggunakan nasi, terkadang dilengkapi rumput laut dan sayuran. Intinya yang membuat “sushi” menjadi “sushi” adalah nasi short gain yang dicampur dengan cuka, bukan protein pelengkapnya.

2. Sashimi

Sashimi (Freepik.com)

Sashimi merupakan irisan ikan, atau daging segar yang disajikan dalam keadaan mentah, tanpa menggunakan nasi sama sekali. Biasanya sashimi terdiri atas tuna, udang, daging salmon, dan gurita. Untuk memakannya, sashimi disajikan bersama shoyu dan wasabi.

Menurut Roka Akor, kata “Sashimi” diterjemahkan sebagai tubuh yang ditindik, atau daging yang ditusuk. Sashimi bukan bagian dari kelompok sushi. Meski begitu, Anda masih dapat menemukan hidangan sashimi di berbagai restoran sushi.

Perbedaan Sushi dan Sashimi dari Segi Kandungan Gizi dan Cara Makannya

Berikut perbedaan sushi dan sashimi dari segi kandungan gizi dan cara makannya:

1. Kandungan Gizi Sushi dan Sashimi

Perbedaan kandungan gizi antara sushi dan sashimi bervariasi, bergantung pada bahan yang digunakan. Biasanya sushi lebih tinggi karbohidrat, dan serat dibandingkan dengan sashimi karena mengandung nasi, sayuran, dan rumput.

Sebaliknya sashimi hanya terbuat dari ikan mentah, menjadi sumber protein dan lemak yang baik. Protein yang terkandung dalam sashimi diperlukan untuk menyembuhkan luka, perkembangan otot, dan perbaikan jaringan.

Mengonsumsi lebih banyak makanan yang kaya dengan protein seperti sashimi, terbukti dapat mengendalikan nafsu makan, dan mengurangi keinginan makan. Sashimi merupakan sumber lemak yang sehat, dan lebih baik, seperti asam lemak omega-3 untuk meningkatkan kesehatan jantung.

2. Perbedaan Cara Makan Sushi dan Sashimi

Ketika makan sashimi, baiknya mencampur wasabi di atas sashimi dan celupkan ke dalam shoyu. Wasabi adalah tanaman dari Jepang yang diolah dengan cara diparut hingga teksturnya menyerupai pasta kental.

Saat makan sushi, kita biasanya langsung menggunakan tangan, atau sumpit. Sushi harus dimakan dalam satu suapan tanpa dipotong menjadi lebih kecil, atau memisahkan komponen sushi untuk dimakan terpisah. Pada bagian daging sushi, celupkan ke dalam shoyu. 

Perbedaan sushi dan sashimi, terlihat dari penggunaan nasi. Sushi dibuat menggunakan nasi khusus, cuka dan tambahan bahan seperti ikan salmo, telur, atau sayuran. Sementara, sashimi tidak mengandung nasi dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai sushi.