ZIGI – Investasi sudah tidak asing lagi bagi generasi milenial hingga generasi Z. Kendati demikian, masih banyak yang ragu untuk melakukan kegiatan di pasar saham. New Harris melalui aplikasi Stash melakukan polling yang  menunjukkan ada sekitar 80 persen generasi milenial tidak bermain saham.

Melansir dari laman resmi OJK (Otoritas Jasa Keuangan), alasan tidak bermain saham karena 34 persen dari mereka mengatakan sulit memahami saham. Sementara, ada 84,75 juta jiwa dari total penduduk Indonesia adalah usia produktif termasuk yang sekarang masih duduk di bangku kuliah. 

Jika kamu seorang mahasiswa dan ingin mencoba investasi saham namun tidak tahu memulai dari mana? Perhatikan penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Baca Juga: 5 Investasi yang Cocok untuk Mahasiswa, Modal Dikit dan Anti Ribet

1. Pilih Perusahaan Sekuritas

Menurut Praktisi bidang pasar modal Dr. C Ambar Pujiharjanto, untuk memulai saham bagi mahasiswa adalah memilih perusahaan sekuritas. Pilih perusahaan sekuritas yang terdaftar di OJK agar terhindar dari segala macam bentuk penipuan.

“Berinvestasi saham itu seperti membeli sepotong kue perusahaan. Anda menjadi pemilik meskipun sedikit,” ujar Dr. C Ambar Pujiharjanto dilansir dari laman resmi UPN ‘Veteran’ Yogyakarta pada Selasa, 2 Mei 2023.

Ada puluhan perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar di OJK seperti Ajaib Sekuritas Asia, Aldiracita Sekuritas Indonesia, Amantara Sekuritas Indonesia, BCA Sekuritas, BRI Sekuritas, Buana Capital Sekuritas dan masih banyak lagi.

2. Buka Rekening

Seperti halnya ketika membuka tabungan, kamu juga perlu memiliki rekening apabila ingin investasi saham. Melalui rekening ini, terjadi berbagai aktivitas transaksi saham seperti setor uang, hingga membeli saham.

“Di rekening ini nantinya digunakan untuk menyetor uang. Dengan uang itu bisa digunakan untuk membeli saham yang digunakan,” tutur dosen Program Studi Manajemen di UPN ‘Veteran’ Yogyakarta tersebut.

 

3. Pertimbangkan Biaya Transaksi

Perusahaan sekuritas biasanya menawarkan setoran awal dengan nilai uang tertentu. Jika seorang mahasiswa, sebaiknya pilih setoran awal di bawah Rp100 ribu. Pasalnya tidak sedikit perusahaan saham menawarkan setoran awal di bawah Rp5 juta.

“Kemudian pertimbangkan biaya transaksi yang ditawarkan. Biaya ini meliputi biaya pembelian dan penjualan saham. Ada perusahaan sekuritas yang mematok biaya 0,20 persen untuk pembelian dan 0,25 persen untuk penjualan,” tutur Dr. C Ambar Pujiharjanto.

4. Mengetahui Waktu yang Tepat Beli Saham

Melansir dari laman OJK, ketika bermain saham maka ketahui waktu yang tepat untuk membeli saham. Ada tiga strategi yang bisa diperhatikan ketika akan membeli saham, di antaranya

  • Buy on Weakness yakni membeli ketika harga saham turun ke level tertentu yang aman untuk dibeli.
  • Buy If/On Breakout yakni membeli ketika harga saham berhasil menembus level tertentu atau naik menembus level tertingginya.
  • Buy on Retracement yakni membeli saham setelah terjadi breakout atau harga bawah. Saham yang berhasil breakout pada umumnya akan langsung mengalami kenaikan yang cepat.

5. Terus Belajar

Belajar saham kini bisa dilakukan di mana pun karena kemajuan teknologi. Banyak influencer finansial yang membahas terkait investasi seperti saham. Jika ingin belajar secara eksklusif, bisa mengikuti beragam seminar atau workshop yang membahas terkait finansial.

“Banyaklah belajar dan berdiskusi dengan orang-orang yang lebih dahulu bermain saham sehingga bisa mengetahui seperti apa gambarannya. Dan yang paling adalah jangan takut mencoba berinvestasi,” ujar Dr. C Ambar Pujiharjanto.

Demikian tips cara investasi saham bagi mahasiswa yang harus dipelajari. Kenali saham yang ingin kamu pilih agar mendapatkan banyak untung.

Baca Juga: 7 Aplikasi Investasi Cocok Buat Mahasiswa, Dimulai dari Rp10 Ribu