Survei: Mayoritas Warga Jerman Bersedia Disuntik Vaksin Covid-19
Survei yang dilakukan YouGov menunjukkan mayoritas warga Jerman bersedia disuntik vaksin Covid-19. Meski demikian, lebih dari setengah responden mengaku khawatir terhadap efek samping dari vaksin Covid-19.
Dua pertiga dari responden menyampaikan keinginan mereka untuk divaksinasi. Bahkan, 32 persen responden ingin secepatnya mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 produksi BioNTech-Pfizer.
33 persen responden yang setuju divaksin mengaku ingin menunggu lebih dahulu efek dari vaksin Covid-19 yang sudah disuntikkan ke sukarelawan lain. Hanya 19 responden yang menolak untuk divaksin.
Survei yang dilakukan YouGov memperlhatkan bahwa responden yang berumur lebih ingin divaksin. 71 persen responden berusia 55 tahun mau untuk disuntik vaksin dan hanya 54 persen responden berusia 18-24 tahun yang memperlihatkan antusiasme yang sama. Survei ini diikuti 2.035 responden dan dilakukan antara 21-23 Desember 2020.
Jerman mulai melakukan vaksinasi massal pada Minggu (27/12). Nenek berusia 101 tahun yang tinggal di rumah penampungan manula di Saxoni-Anhalt, Jerman menjadi salah satu penerima vaksin Covid-19 produksi BioNTech-Pfizer. Proses vaksinasi massal dimulai di kota Saxony-Anhalt pada Sabtu (26/12) sebelum dilakukan di kota lainnya.
Warga berusia di atas 80 tahun menjadi prioritas utama mendapatkan vaksin. Selain itu, orang yang bekerja dan tinggal di rumah penampungan manula juga akan menerima vaksin. Tenaga medis yang berisiko tinggi, termasuk yang bekerja di unit gawat darurat juga menjadi kelompok yang diprioritaskan untuk disuntik vaksin Covid-19.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menargetkan, 1,3 juta dosis vaksin BioNTech-Pfizer akan diterima hingga akhir tahun ini. Jumlah itu akan bertambah 700 ribu dosis lagi pada Januari 2021. Pada akhir Maret 2021, lebih dari 10 juta dosis vaksin diprediksi sudah tiba di Jerman.
“Vaksin adalah kunci esensial dalam mengalahkan pandemi. Ini merupakan kunci yang bisa membuat kita kembali menjalani kehidupan seperti biasa. Kami ingin memvaksinasi banyak orang sehingga virus tidak lagi punya peluang berkeliaran di Jerman dan juga Eropa,” kata Spahn seperti dilansir dari laman DW, Minggu (27/12).
Spahn menambahkan, semakin banyak vaksinasi yang dilakukan berarti semakin sedikit jumlah kasus positif dan juga angka kematian. Dia juga memberi apresiasi kepada sukarelawan yang disuntik vaksin Covid-19. Tindakan mereka, kata Spahn, bisa menyelamatkan nyawa banyak orang.
“Melawan virus merupakan tugas jangka panjang. Musim gugur, dingin dan Natal tahun depan seharusnya tidak ada lagi pandemi,” ungkap Spahn.
Berdasarkan data akhir pekan lalu yang dirilis Robert Koch Institute, jumlah kasus positif baru di Jerman mencapai 14.445 dalam waktu 24 jam dengan 240 orang meninggal. Dengan demikian, hampir 30 ribu warga Jerman meninggal sejak pandemi akibat virus Covid-19.
Sejumlah negaraa Uni Eropa mulai melakukan vaksinasi massal pada Minggu (27/12). Vaksinasi massal ini dinilai sebagai momen harapan baru bagi benua Eropa. Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen mengungkapkan, pemberian vaksin Covid-19 merupakan sebuah momen yang sangat mengharukan.
Di Praha, Perdana Menteri Republik Czech Andrej Babis disuntik vaksin Cobid-19 pada Minggu pagi.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Babis.
Di Roma, lima dokter dan perawat mendapatkan suntikan vaksin di rumah sakit penyakit menular Spallanzani.
“Disuntik vaksin adalah bentuk cinta dan tanggung jawab,” kata Claudia Alivernini (29 tahun), perawat di RS Spallanzani.
Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza mengatakan, pemberian vaksin merupakan tanda awal dari sebuah harapan bagi negara-negara di Eropa. Sejak pandemi melanda dunia, lebih dari 71 ribu warga Eropa meninggal akibat Covid-19.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan