Megawati Minta Budaya Bali jadi Gaya Hidup Melawan Pemanasan Global

Aryo Widhy Wicaksono
27 Mei 2022, 23:16
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato secara daring saat mengikuti upacara penutupan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/5/2022).
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato secara daring saat mengikuti upacara penutupan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/5/2022).

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mendorong pentingnya penggalangan dan kerja sama internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dengan memperkuat Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dalam mitigasi bencana.

Kerja sama tersebut penting bagi peningkatan kapabilitas mitigasi bencana, manajemen penanggulangan bencana, serta kemampuan dalam memprediksi bencana akibat tsunami, badai siklon, serta bencana iklim lainnya.

"Misalnya dengan memperkuat Organisasi Meteorologi Dunia yang terintegrasi dengan BMKG di semua negara," kata Megawati dalam pidatonya pada upacara penutupan Sesi Ke-7 Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR), di Bali, Jumat (27/5) dikutip dari Antara.

Megawati juga mengajak seluruh negara dunia yang tergabung dalam PBB untuk bahu-membahu dalam memperkuat mitigasi bencana bagi kepentingan kemanusiaan, di tengah menguatnya ancaman pemanasan global dan perubahan iklim.

"Hal yang tidak kalah mendesak adalah perluasan fungsi BMKG di negara-negara berkembang di dalam prakiraan iklim bagi kepentingan pertanian dan mitigasi bencana," kata Megawati.

Selain itu, Megawati meminta warga dunia berefleksi terhadap kondisi bumi, dengan memakai perspektif orang Bali dalam melihat penderitaan bumi. Menurutnya, Nyepi dan Tri Hita Karana merupakan cara hidup yang dianut masyarakat Bali agar selaras dengan alam, dan peka terhadap tanda-tanda alam, termasuk di antaranya bencana.

“Bali yang terkenal dengan nama Pulau Dewata punya tradisi spiritual keagamaan dan kebudayaan khas Bali yang tidak sama dengan India, yaitu perayaan yang disebut Nyepi. Melalui Nyepi, masyarakat Bali tidak melakukan apa pun selama 24 jam,” kata Megawati di hadapan ribuan delegasi asing yang berasal dari 190 negara.

Ilustrasi perubahan iklim
Ilustrasi perubahan iklim (Rawpixel.com)

Bagi Indonesia, kerja sama internasional merupakan bagian dari kepribadian bangsa. Termasuk juga tugas Indonesia terhadap kepentingan umat manusia di dunia.

Megawati pun menyinggung falsafah Pancasila sebagai dasar negara, yang mengandung nilai ketuhanan, kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.

"Dengan falsafah ini, bangsa Indonesia telah membuat sejarah dengan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955," ucap Megawati.

Atas dasar semangat yang sama, Megawati mengajak semua pihak memantapkan solidaritas internasional untuk menciptakan dunia yang damai, lestari, dan asri. Kemudian, memperkuat kesadaran dalam menjaga keseimbangan hidup planet bumi.

"Perkuatlah kerja sama seluruh civil society, kerja sama seluruh perguruan tinggi bagi pengembangan riset dan inovasi untuk kepentingan umat manusia sedunia," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...