Ganjar Dikritik, Dualisme di PDIP Kian Meruncing

Image title
2 Juni 2022, 19:52
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (15/3/2020).
ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (15/3/2020).

Di tengah kesibukan partai politik untuk membangun koalisi dan menimang-nimang calon presiden (capres) menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) justru larut dalam dualisme.

Perpecahan terjadi karena beda pendapat mengenai sosok capres yang tepat untuk PDIP. Ada yang menilai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan sebagian lain menginginkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani.

Konflik kian meruncing, setelah Ganjar kembali mendapatkan kritik tajam dari elit PDIP.  Politikus PDIP sekaligus anggota Komisi III DPR, Trimedya Panjaitan. Trimedya menyoroti kinerja Ganjar yang menurutnya hanya tampil di media sosial (medsos).

Menurutnya, selama delapan tahun menjabat sebagai gubernur, Ganjar tak memberikan kerja nyata. “Selain main di medsos, apa kinerjanya?” kata Trimedya dalam keterangannya pada Rabu (1/6).

Berdasarkan penilaiannya, Ganjar terlalu ambisius untuk mencalonkan diri menjadi presiden pada Pemilu 2024 mendatang. Hal tersebut tak semestinya dilakukan para kader PDIP tanpa restu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Dia pun menyematkan istilah kemlithi atau congkak bagi Gubernur Jateng itu.

“Sudah kemlithi dia. Harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai Gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana," jelasnya.

Menurutnya, ambisi Ganjar yang ingin menjadi capres tak sesuai dengan kinerjanya selama menjadi pejabat publik dari kader PDIP. Dia memberikan contoh berbagai persoalan yang masih terjadi di Jateng, seperti tambang andesit di Wadas, banjir rob di Semarang, banyaknya pembangunan jalan yang belum selesai, hingga kemiskinan yang terus meningkat.

“Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR, kemudian sebagai gubernur. Tolong masyarakat juga apple to apple memperbandingkan,” tuturnya.

Dia pun membanding-bandingkan Ganjar dengan Puan Maharani. Bagi Trimedya, rekam jejak Puan lebih jelas ketimbang Ganjar. Pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) misalnya, dia menilai bahwa Puan berhasil mengorganisir anggota Fraksi PDIP. Kemudian ketika menjadi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada periode pertama Joko Widodo menjadi presiden, Puan dinilai memiliki kinerja yang baik.

“Pun ketika menjadi Ketua DPR bisa memimpin di tengah kader-kader terbaik parpol (partai politik) di level pimpinan,” katanya.

Puan yang dipuji Trimedya sebelumnya pernah melontarkan pernyataan yang disinyalir menyindir Ganjar. Pernyataan tersebut berisi perihal masyarakat yang sering kali memilih capres bukan menilai dari kinerjanya, melainkan fisik dan intensitas kemunculan di media sosial.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...