Kepala BKPM: Investasi Amerika Serikat Lebih Berat di Era Trump

Miftah Ardhian
30 Januari 2017, 15:02
BKPM
KATADATA | Arief Kamaludin

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan akan tetap mendorong perusahaan Amerika Serikat (AS) untuk bisa berinvestasi di Indonesia. Walaupun diakui, terdapat tekanan dari presiden baru AS Donald Trump.

"Jadi kita tetap perlu (investasi dari AS) dan karenanya harus ekstra kerja keras untuk meyakinkan perusahaan AS untuk berinvestasi, meski ada tekanan dari Presiden Trump," kata Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong di kantornya, Senin, 30 Januari 2017.

Advertisement

Menurut Lembong, kebijakan Trump sebagai Presiden AS tampaknya akan menekan perusahaan-perusahaan Negeri Paman Sam untuk kembali berinvestasi di dalam negeri dan mengurangi investasinya di luar negeri. Potensi tersebut akan berpengaruh terhadap negara-negara yang pasarnya tengah berkembang (emerging market) termasuk Indonesia.

(Baca juga: BKPM Luncurkan Program Perizinan Investasi Tiga Jam Sektor ESDM)

Untuk itu, Lembong mengatakan, pemerintah bersama BKPM akan terus berkerja untuk tetap menarik minat investasi perusahaan AS tersebut, di antaranya adalah dengan penyederhanaan izin. Alasannya, investasi perusahaan AS ini memiliki nilai yang tinggi dari segi merk, teknologi, serta jaringan.

"Kita harus kerja ekstra keras supaya investasi di Indonesia lebih menarik untuk perusahaan AS, yang kedua kita juga mesti rajin-rajin kembangkan alternatif kalau memang perusahaan AS mengurangi investasi di luar negeri," tutur Lembong.

Di antara Negara yang akan dijadikan alternatif untuk mengisi invetasi vakumnya investasi Amerika Serikat adalah Jepang, Korea Selatan, dan Cina. "Saya lebih optimis ya. Kalau umpamanya investasi dari AS itu menciptakan satu vakum, maka, akan diisi oleh orang (Negara) lain," ujar Lembong.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement