Negara Rugi Rp 9 Triliun, KPK Telusuri Dugaan Korupsi Ekspor Batubara

Anggita Rezki Amelia
31 Juli 2017, 17:07
Tambang batubara
Donang Wahyu|KATADATA

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan adanya dugaan tindak korupsi dari kegiatan ekspor batubara yang terjadi 2015 lalu. Penyebabnya adalah adanya selisih volume ekspor batubara antara Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai yang bisa menimbulkan potensi kerugian negara.

Ketua Tim Pencegahan Korupsi Sumber Daya Alam KPK Dian Patria mengatakan pada 2015 lalu, Bea Cukai mencatat ekspor batubara hanya 390 juta ton. Sementara data Kementerian Perdagangan hanya 349 juta ton.

(Baca: Surati Bappenas, Kementerian ESDM Naikkan Target Produksi Batubara)

Dengan adanya selisih tersebut, KPK memperkirakan potensi kerugian negara bisa mencapai US$ 677 juta atau sekitar Rp 9,02 triliun. “Bisa jadi di balik anomali tadi ada tindak korupsi. Cuma tantangannya itu suapnya dan izin sudah lama cari buktinya sudah tidak mudah,” kata dia di Jakarta, Senin (31/7).

Perbedaan data tersebut memang bukan hanya sekali terjadi.  Menurut Dian pada 2010 juga terjadi perbedaan data volume ekspor batubara antara Kementerian ESDM dan data dari  World Coal Institute (WCI).

Data WCI menyebutkan ekspor batubara Indonesia pada 2010 sebesar 298 juta ton. Sedangkan Kementerian ESDM mengklaim data ekspor pada tahun tersebut hanya sebesar 166 juta ton. Artinya ada selisih sebesar 132 juta ton. 

Tidak berhenti sampai situ, Dian mengatakan KPK saat ini masih terus menelusuri data-data ekspor batubara dari dua instansi tersebut selama tiga tahun terakhir. Bahkan untuk data 2016 dan 2017 juga masuk dalam penelusuran tersebut. Hanya sampai saat ini belum bisa dibuka ke publik. 

Untuk menghindari anomali-anomali tersebut, KPK meminta agar kementerian lembaga menyeragamkan pencatatan. "Kalau saya lihat ini data sekarang masih masing-masing antara ESDM, Kemendag dan Bea Cukai juga. Jadi tidak inline," kata Dian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...