Emtek Kembangkan BBM Messenger, Gandeng Alipay untuk E-Money
Indonesia pernah menjadi pangsa pasar yang sangat besar bagi ponsel BlackBerry beberapa tahun lalu. Oleh karena itu, raksasa media yang berkantor pusat di Jakarta, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) menaruh banyak harapan pada BlackBerry Messenger (BBM) dan siap menggelontorkan investasi secara signifikan untuk mengembangkan perangkat pesan singkat.
Emtek menanamkan lebih banyak uang dalam pengembangan BBM untuk menyediakan layanan yang lebih dari sekadar aplikasi pesan kepada para pengguna, seiring langkah integrasi yang dilakukan Emtek dengan produk-produk lainnya, termasuk program TV gratis, portal berita daring Liputan6.com, serta Bukalapak sebagai market place. Emtek pun akan memasukkan fitur permainan, streaming video, serta konten lain ke BBM. (Baca: BlackBerry Gandeng Emtek untuk Konten Digital Ekslusif)
"Dalam BBM, kami tidak hanya menyediakan aplikasi pesan, tapi kami juga mengadopsi model bisnis WeChat, dengan layanan satu tempat untuk berbagai penawaran,” kata Sutanto Hartono, Chief Operating Officer Emtek Sutanto Hartono dalam sebuah forum yang baru-baru ini dihadiri oleh CEO dan pejabat C-Level lainnya di Jakarta.
Indonesia memiliki lebih dari 100 juta pengguna internet, dan menarik perusahaan seperti Emtek dan investor lain dari luar negeri untuk memasuki bisnis digital. Lebih dari 62,5 juta penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun, dan merupakan pengguna teknologi baru serta menjadi calon konsumen yang cepat dalam ekonomi digital.
Pada Juni 2016, Emtek setuju untuk membayar US$ 207 juta demi mendapatkan lisensi BBM dan berkomitmen untuk mengembangkan konten, membuat penyempurnaan layanan serta menarik lebih banyak pelanggan.
Penilai independen Baker Tilly Consultancy Pte. Ltd. Dari Singapura dalam laporannya menjelaskan, goodwill senilai Rp 1,97 triliun untuk lisensi global BBM merupakan selisih antara nilai pembelian sebesar Rp 2,74 triliun serta aset net dengan nilai Rp 769 miliar, berdasarkan laporan keuangan terbaru Emtek.
Goodwill merupakan kombinasi ekonomi masa depan yang tidak diidentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah, sesuai dengan laporan keuangan. (Baca: Emtek Bangkitkan BBM di Indonesia Jadi Toko Layanan Online)
Sutanto mengklaim BBM memiliki sekitar 60 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia. Setidaknya, para pengguna tersebut menggunakan aplikasi ini sebulan sekali. Sekitar 75 persen pengguna merupakan pengguna aktif setiap hari.
"Kami melihat adanya peluang. Akan sangat mahal bagi kami jika harus mempromosikan dan memasarkan aplikasi digital untuk menarik minat masyarakat,” ujar Sutanto menambahkan.
Bahkan, ia menjelaskan, biaya yang dikeluarkan perusahaan akan lebih tinggi untuk mengajak masyarakat mengunduh aplikasi tersebut. “Jika aplikasi terpasang pada setidaknya 60 juta perangkat, maka kami akan melewatkan orang pertama, kedua, dan akan fokus pada orang ketiga, meyakinkannya untuk menggunakan aplikasi ini,” kata Sutanto.
Sutanto menyebut dua contoh. Pertama, kasus yang pernah menjerat klub sepak bola asal Inggris, Liverpool. Meski klub tersebut selama bertahun-tahun tidak pernah menyabet gelar juara Liga Primer Inggris (EPL), jumlah penggemar liga tersebut tetap menjadi yang terbesar di Indonesia. Contoh kedua adalah Yahoo Mail, yang sampai sekarang tetap menjadi layanan surat elektronik (email) dominan di Indonesia. Kondisi serupa juga terjadi dengan platform layanan pesan BBM.
“Yang menarik di Indonesia, sesuatu yang menjadi warisan itu cenderung terus melekat. Saat masyarakat Indonesia menyukai sesuatu, itu akan bertahan cukup lama,” kata Sutanto.
Emtek berencana membesarkan nama BBM pada e-commerce, melalui Bukalapak.com sebagai market place dan agen perjalanan online reservasi.com. Perusahaan juga akan mengembangkan BBM dengan klikdokter.com, yang menyediakan informasi seputar kesehatan, melalui kerjasama dengan perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma.
Emtek juga mengoperasikan saluran televisi gratis, SCTV, Indosiar, dan O-Channel.
Belum lama ini, Emtek dan perusahaan penyedia sistem pembayaran online, Alipay milik miliarder Tiongkok Jack Ma, membentuk perusahaan patungan (joint venture). Dengan menggunakan merek “Dana”, perusahaan patungan ini fokus dalam memasuki bisnis solusi pembayaran di Indonesia.