Wamen ESDM Ungkap Tiga Penyebab Proyek Kilang Minyak Molor
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut sejumlah kendala yang dihadapi PT Pertamina (Persero) dalam menjalankan proyek kilang minyak. Kendala ini bisa mengakibatkan pembangunan kilang terancam molor.
Menurut Arcandra setidaknya ada tiga masalah yang dihadapi Pertamina saat ini. Masalah itu yakni arus kas perusahaan, perjanjian dengan mitra, dan penerapan metode keuangan dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No 8 (ISAK 8).
Masalah tersebut, sampai saat ini memang belum membuat proyek kilang berhenti. Hanya, menurut Wakil Komisaris Utama Pertamina ini ada beberapa kilang yang target penyelesaiannya mundur. "Akibat kendala jadi delay," kata Arcandra di Jakarta, Jumat (13/10).
Untuk menghindari agar jadwal mundur terlalu lama, Kementerian ESDM juga terus mencari jalan keluar mengatasi masalah tersebut. Bahkan dalam penyelesaian masalah kilang minyak juga melibatkan beberapa kementerian.
Keterlibatan kementerian lain ini karena pembangunan dan revitalisasi kilang minyak PT Pertamina (Persero) masuk dalam proyek strategis nasional. "Ini multidimensi, termasuk dengan KLHK, termasuk dengan strategi bisnis," kata Arcandra.
Berdasarkan data Pertamina Semester I-2017, sejumlah proyek kilang minyak memang mengalami pemunduran jadwal. Pertama, Kilang Tuban di Jawa Timur yang mundur ke 2024 dari target awal 2021. Kedua, Kilang Cilacap, di Jawa Tengah yang molor ke 2023 dari rencana 2021. Ketiga, Kilang Balongan di Jawa Barat, mundur menjadi 2021 dari 2020.
Keempat, Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur di bangun dua fase, fase-1 diundur menjadi 2020 dari rencananya 2019. Begitu juga pembangunan fase-2, awalnya ditargetkan beroperasi 2020, mundur menjadi 2021. Sementara saat ini untuk kilang Bontang di Kalimantan Timur, Pertamina hingga kini masih mengevaluasi calon mitranya.