Menteri Susi Klaim Produksi dan Ekspor Ikan Tahun Lalu Meningkat
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) mengklaim produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya pada 2017 mengalami peningkatan dibandingkan 2016. Produksi perikanan tangkap sebesar 7,6 juta ton, naik dari 6,5 juta ton. Sedangkan produksi perikanan budidaya sebesar 16,16 juta ton dari 16 juta ton.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan, kegiatan KKP bukan cuma menenggelamkan kapal. “Kita harus menuju perbaikan, sekarang bagaimana stok dan produksi ikan naik,” kata Susi ketika konferensi pers di kantornya, Kamis (11/1).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai penenggelaman 363 kapal yang dilakukan Susi selama masa jabatannya tak perlu dilanjutkan. Presiden Joko Widodo pun meminta Susi agar lebih berkonsentrasi meningkatkan produksi perikanan sehingga ekspor bisa didongkrak.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja mengatakan, program prioritas KKP pada 2018 adalah meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal. Targetnya, produksi perikanan tangkap mencapai 9,45 juga ton dengan nilai produksi Rp 207,79 triliun.
(Baca juga: Setop Penenggelaman Kapal, Kalla: Ada Protes dari Negara Lain)
Menurutnya, peningkatan stok ikan lestari mampu memicu naiknya nilai tukar nelayan. Dengan capaian nilai tukar nelayan 111,47 pada triwulan ketiga 2017, Sjarief menargetkan peningkatan mencapai 112 pada tahun ini. “Kami ingin program pemerintah dapat menjaga keberlanjutan sumber daya ikan tetap lestari,” ujar Sjarief.
Sementara, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Subiakto menjelaskan peningkatan produksi udang, rumput laut, dan ikan. Rinciannya, rumput laut mencapai 8,1 juta ton, ikan 7,4 juta ton, dan udang 555 ribu ton.
“Salah satunya karena keberhasilan pakan mandiri,” kata Slamet. Menurutnya, penggunaan teknologi meningkatkan efisiensi produksi, seperti bioflok.
Pembangunan Kapal Bantuan Untuk Nelayan (2016 dan Target 2017)
Sehingga, terjadi kenaikan pendapatan bagi pembudidaya ikan. Catatan KKP, pendapatan per bulan sebesar Rp 3,021 juta pada 2016, naik menjadi Rp 3,3 juta tahun lalu. “Sudah di atas upah minimum rata-rata,” ujar Slamet.
Sedangkan, Sekretaris Jenderal KKP Rifky Hardijanto Effendy cara untuk mendorong ekspor perikanan adalah menjaga produk tetap segar. Alasannya, ikan tidak dapat bertahan lama di ruang terbuka.
(Baca juga: Silang Pendapat Kabinet Kerja Soal Isu Penenggelaman Kapal)
Menurut Rifky, KKP terus memperkuat sistem rantai dingin di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT). Selain itu, KKP melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis untuk memberikan penanganan ikan sejak ditangkap ke kapal. Sehingga, produksi bisa diekspor sesuai standar. “Semaksimal mungkin memenuhi syarat eksportir dan importir,” ujar Rifky lagi.
Berdasarkan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), pada periode Januari–November 2016-2017, nilai ekspor produk perikanan naik 8,12% dari US$ 3,78 miliar pada 2016 menjadi US$ 4,09 miliar pada 2017.