Kementerian BUMN: Laba Wika Naik Tipis Karena Garap Kereta Cepat
Perolehan laba PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sepanjang 2017 diperkirakan hanya naik 10 persen dari laba tahun sebelumnya. Pertumbuhannya jauh dibandingkan laba 2016 yang naik hingga mencapai 162 persen. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai rendahnya pertumbuhan laba tahun lalu karena Wijaya Karya (Wika) harus menggarap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, hari ini, Wika memprediksi perolehan labanya tahun lalu hanya Rp 1,1 triliun. Naik tipis dari laba yang berhasil diraup pada 2016 sebesar Rp 1 triliun. Padahal pendapatan perseroan naik signifikan hingga 74,9 persen dari Rp 19,9 triliun pada 2016 menjadi Rp 34,8 triliun tahun lalu.
"Saya memang belum bedah (laporan keuangan Wika), tapi mereka sepertinya kena di (proyek) kereta cepat," kata Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/1).
(Baca: Rini Klaim Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Telah Berjalan)
Dia mengatakan Wika sebagai anggota konsorsium Indonesia telah mengeluarkan uang terlebih dahulu untuk memulai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sementara konsorsium perusahaan Tiongkok belum mengeluarkan dana modal dan pinjaman untuk proyek ini.
Saat ini Direktur Utama PT Wika Bintang Perbowo saat ini sedang ke Tiongkok untuk membahas pencairan pinjaman dari China Development Bank yang tidak kunjung dikucurkan. Ahmad mengungkapkan Menteri BUMN Rini Soemarno kemungkinan akan ikut ke Tiongkok.
Selain Wika, beberapa BUMN konstruksi seperti PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, serta PT Jasa Marga juga mencatat kenaikan laba bersih pada tahun lalu. Laba bersih Hutama Karya (HK) diprediksi mencapai Rp 841 miliar atau naik dari Rp 77 miliar pada tahun 2016.
Sedangkan laba bersih Jasa Marga juga naik dari Rp 1,8 triliun 2016 menjadi Rp 2 triliun tahun 2017 lalu. Adapun laba Waskita diprediksi naik jadi Rp 4,2 triliun dari tahun 2016 yang hanya Rp 1,8 triliun. "Laba HK dan Waskita ini karena selain tol mereka juga main di konstruksi," katanya.
Faktor penugasan menggarap proyek infrastruktur juga disebut Ahmad Bambang akan membuat Jasa Marga kemungkinan akan mengalami penurunan laba pada tahun ini. Namun setelah target tol yang dikerjakan rampung laba perusahaan tersebut akan mencuat.
"Mungkin akan terkoreksi tapi setelah dua atau tiga tahun akan besar (labanya)," katanya. (Baca: Pemerintah Targetkan Hanya 10 dari 118 BUMN yang Rugi Tahun 2017)
Meski berpengaruh pada kinerja keuangannya, tahun ini BUMN karya menyatakan akan tetap mengerjakan proyek stategis yang ditugaskan pemerintah. Direktur Utama Waskita M. Choliq mengatakan paling tidak ada tol Pejagan-Pemalang, tol Pemalang-Batang, hingga tol Pasuruan-Probolinggo yang harus diselesaikan tahun ini.
Oleh sebab itu Waskita menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/Capex) tahun ini hingga Rp 28 triliun. "Sebesar 87 persen untuk jalan tol," kata dia dalam pemaparannya kepada Komisi VI.