Siap Diproduksi Skala Industri, Mobil Pedesaan Terhambat Investasi
Arief Kamaludin|Katadata
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan mobil pedesaan, telah siap diproduksi skala industri, namun masih terkendala investasi. Produksi mobil pedesaan dengan menggandeng dua perusahaan lokal, yakni CV. Karya Hidup Sentosa di Yogyakarta dan PT Astra Otoparts Tbk.
"Produksi pasti kendalanya investasi. Investasinya minimal Rp 100 miliar," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (31/1).
Meskipun tak menyebutkan volume produksi, Airlangga menyatakan mobil pedesaan tipe perkebunan siap diproduksi skala industri. Saat ini mobil pedesaan tipe perkebunan telah digunakan di wilayah Sumatera.
"Di Yogyakarta sudah full design oleh insinyur-insinyur Indonesia itu sendiri, demikian Astra Otoparts," tambah dia.
Mobil pedesaan yang dibanderol di bawah harga sekitar Rp 100 juta itu pun rencana ditawarkan ke negara lain. "Astra Otoparts sudah kirimkan sample untuk ekspor," ujar dia.
Kementerian Perindustrian telah menyiapkan dua tipe prototipe mobil desa, yaitu Generasi 2A dan Generasi 2B dengan kapasitas mesin di bawah 1.000 cc. Kendaraan desa akan dijual lebih murah dari LCGC (Low Cost Green Car).
Sebelumnya Airlangga menyatakan, fungsi produksi mobil pedesaan untuk memobilisasi hasil pertanian dan perkebunan sehingga mendorong ekonomi perdesaan.
Airlangga menjelaskan, konsep teranyar mobil desa telah melalui sejumlah pengujian, yaitu uji keselamatan di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaran Bermotor Kementerian Perhubungan, pengujian emisi di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Perusahaan lokal yang melakukan rancang bangun dan rekayasa juga akan dapat keringanan pajak selama 10 tahun untuk Pajak Penghasilan (PPh) Badan dan Pajak Kendaran Bermotor (PKB) di seluruh Indonesia. Selain itu produsen akan mendapat pembebasan bea masuk komponen mesin pendukung program dan fasilitas investasi dari luar negeri.
Editor: Yuliawati