Harga Acuan Batu Bara Februari Naik ke Level US$ 100,69 per Ton
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan Harga Batu bara Acuan (HBA) periode Februari 2018. Dalam periode tersebut, HBA mengalami peningkatan sekitar 11% dibandingkan bulan sebelumnya.
Mengacu Keputusan Menteri ESDM Nomor 407 K/32/MEM/2018, harga batu bara mencapai US$ 100,69 per ton. Padahal sebulan sebelumnya, harga komoditas jenis itu hanya US$ 95,54 per ton.
HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 pada sebelumnya. Kualitasnya disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8% dan Ash 15%.
Sementara itu, PT Bahana Sekuritas memperkirakan sepanjang tahun 2018 harga batu bara hanya akan berada di level US$ 75 per ton. Angka ini di bawah Newscastle benchmark sepanjang tahun 2017 yang bisa menyentuh level US$ 88 per ton.
Menurut Analis Bahan Andrew Franklin Hotama, tiga penyebab harga batu bara terkontraksi adalah kebijakan pemerintah Tiongkok yang memperkenalkan standar energi baru terbarukan. Pemerintah Tiongkok juga mewajibkan produsen listrik menetapkan porsi energi baru terbarukan hingga 2020 sebesar 15% dari seluruh pembangkit yang dimiliki.
Faktor lainnya adalah konsumsi Tiongkok tahun ini diprediksi akan melemah. Selain itu juga Tiongkok akan membatasi impor batu bara setelah 15 Februari 2018 atau melakukan program penggantian batu bara. “Meski ada pengetatan yang kemungkinan dimulai dari Tiongkok, harga rata-rata batu bara tidak akan terkoreksi cukup dalam,” kata Andrew berdasarkan keterangan resminya dikutip Selasa (6/2).
(Baca: Diprediksi Lajunya Tertahan, Harga Batu Bara Tahun Ini US$ 75)
Selain, batu bara, Keputusan Menteri ESDM Nomor 407 K/32/MEM/2018, itu juga menetapkan harga acuan untuk mineral. Perinciannya adalah sebagai berikut:
No. | Komoditas | Februari 2018 | Januari 2018 | Perubahan (%) |
1. | Nikel (Ni) | US$ 12.425,75 per dmt | US$ 11.304,55 per dmt | 9,9 |
2. | Kobalt (Co) | US$ 76.075 per dmt | US$ 68.304,55 per dmt | 11,37 |
3. | Timbal (Pb) | US$ 2.552,03 per dmt | US$ 2.489,52 per dmt | 2,51 |
4. | Seng (Zn) | US$ 3.363,70 per dmt | US$ 3.187 per dmt | 5,5 |
5. | Aluminium (Al) | US$ 2.194,93 per dmt | US$ 2.046 per dmt | 7,27 |
6. | Tembaga (Cu) | US$ 7.095,83 per dmt | US$ 6.741,5 per dmt | 5,2 |
7. | Emas sebagai mineral ikutan | US$ 1.309,96 per ounce | US$ 1.269,54 per ounce | 3,18 |
8. | Perak sebagai mineral ikutan | US$ 16,92 per ounce | US$ 16,42 per ounce | 3,04 |
Sumber: Kementerian ESDM |