BPH Migas Targetkan 73 Titik Penyalur BBM Satu Harga di 2018
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) menargetkan pada 2018 menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di 73 titik di seluruh Indonesia. Tahun lalu, realisasi Program BBM Satu Harga mencapai 57 titik.
"Target dinaikkan menjadi 73 titik, terdiri dari 67 titik milik PT Pertamina (Persero) dan enam titik milik PT AKR Corporindo Tbk," kata Kepala BPH Migas Fansurullah Asa di kompleks DPR RI, Senin (19/2).
Titik-titik penyalur tersebut akan diprioritaskan berada di daerah Timur Indonesia, terutama daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Dari total target tersebut, BPH Migas sudah menyelesaikan satu di antaranya yang berada di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Peresmian wilayah BBM Satu Harga di Nunukan ini rencananya dilaksanakan dalam seminggu atau dua minggu ke depan.
(Baca juga: Hingga Akhir 2017, Jokowi Bangun 57 Titik BBM Satu Harga)
Permasalahan yang dihadapi oleh BPH Migas untuk menyalurkan program ini salah satunya adalah terbatasnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di daerah.
Anggota Komite BPH Migas Yugi Prayoga menjelaskan bahwa rasio jumlah penduduk dengan SPBU di Indonesia masih sangat besar jika dibandingkan dengan negara tetangga. Dirinya menggambarkan bahwa satu SPBU melayani masyarakat dengan rata-rata radius 300 kilometer.
"Satu SPBU melayani 35 ribu orang. SPBU berjumlah kurang lebih enam ribu sampai tujuh ribu," ujar Yugi.
Penyebab terbatasnya jumlah SBPU ini karena modal yang besar hingga miliaran rupiah. Mengatasi hal itu BPH Migas menerapkan sub-penyalur BBM yang mirip penjaja bensin eceran, hanya saja harga diatur oleh Pemerintah Daerah setempat.
Fansurullah mengatakan bahwa investasi yang dikeluarkan untuk membangun sub penyalur ini hanya Rp 500 juta hingga Rp 100 juta saja. "Sudah mulai di Asmat sebanyak tiga lokasi, Selayar dua lokasi. Yang mengajukan ke Bupati sudah 170 daerah," katanya.
Pasokan BBM yang ada di sub-penyalur ini akan diambil dari SPBU terdekat dengan radius lima kilometer dari SPBU terdekat. "Kira-kira dua tahun balik modal," kata Fansurullah.
Selama 2017 tercapai pembangunan 57 titik lokasi penyaluran BBM satu harga, terdiri dari 54 titik dibangun Pertamina dan tiga titik lainnya dikerjakan AKR Korporindo. Pemerintah menargetkan program BBM satu harga mencakup 159 titik hingga tahun 2019, yang akan dikerjakan Pertamina sebanyak 150 titik, dan sisanya oleh AKR Korporindo.
(Baca: Hingga 2019, Pertamina Butuh Rp 3 Triliun untuk BBM Satu Harga)