Darmin Sebut Kebijakan Trump Sebabkan Baja Tiongkok Banjiri Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengomentari kebijakan Donald Trump soal tarif impor bagi baja yang akan diberlakukan Amerika Serikat (AS). Dia mengatakan kebijakan tersebut akan membuat produk baja Tiongkok membanjiri pasar Indonesia.
Trump berencana mematok tarif bea masuk baja hingga 25 persen. Bukan hanya baja, impor aluminium juga akan dibebani tarif 10 persen. Dengan kebijakan ini, Tiongkok akan kesulitan menjual produk baja dan aluminiumnya ke AS, sehingga mengalihkan pasarnya ke negara lain, termasuk Indonesia.
(Baca: Pemerintah Akan Bentuk Tim untuk Genjot Penggunaan Produk Lokal)
Darmin menjelaskan saat ini kapasitas industri baja Tiongkok sangat besar, ini merupakan buah dari pelaksanaan Olimpiade sebelumnya. "Mau tidak mau, baja Tiongkok akan ke mana-mana, termasuk ke Indonesia," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Selasa (6/3).
Meski begitu, Darmin mengakui masih ada tarik menarik soal implementasi kebijakan ini, antara AS dengan negara seperti Tiongkok dan Jerman. Sementara untuk mengantisipasi kebijakan tersebut di berlakukan, Darmin akan membahasnya bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
"Masih terlalu dini untuk bereaksi, kami akan rapat koordinasikan dulu," ujarnya.
Dari data World Steel Association, produksi baja Tiongkok pada tahun lalu mencapai 831,7 juta metrik ton atau yang terbesar di dunia. Sedangkan di bawahnya adalah produksi baja Uni Eropa sebesar 168,7 juta metrik ton. Produksi baja Amerika Serikat sendiri hanya mencapai 81,6 juta ton. Adapun produksi Indonesia hanya mencapai 4,8 juta metrik ton.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. telah bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Sango Corporation, dalam mengembangkan produk baja wire rod. Kedua perusahaan bekerja sama memproduksi baja jenis wire rod untuk kebutuhan sektor otomotif, dengan investasi mencapai US$ 95 juta.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan, kerja sama ini dapat mengurangi impor produk baja wire rod dari luar negeri. "Dari Sango, Jepang, merealisasikan investasi untuk wire rod industri otomotif. Ini merupakan milestone ataupun tombak sejarah untuk industri otomotif, pendalaman struktur lagi," katanya akhir tahun lalu.