Ketidakjelasan Nasib Kontrak 8 Blok Migas Ancam Target Lifting

Arnold Sirait
Oleh Arnold Sirait - Anggita Rezki Amelia
22 Maret 2018, 12:32
Rig Minyak
Katadata

Target produksi minyak dan gas bumi/migas siap jual (lifting) tahun ini terancam tidak bisa tercapai. Salah satu penyebabnya adalah ketidakjelasan nasib pengelolaan delapan blok yang kontraknya berakhir tahun ini.

Dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas/SKK Migas, hingga 20 Maret 2018, produksi migas hanya 2,12 juta barel setara minyak per hari (bsmph) atau 99% dari target. Perinciannya minyak 768.298 barel per hari (bph) dan gas 7.943 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

Produksi migas yang hanya 2,12 juta bsmph  ini juga turun dalam tiga hari terakhir. Berdasarkan data Kementerian ESDM, per tanggal 17 Maret 2018, produksi migas bisa mencapai 2,17 juta bsmph.

Adapun, rata-rata lifting minyak selama bulan Maret hanya mencapai 625.770 barel per hari.  Angka itu masih di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN 2018 sebesar 800.000 barel per hari.

Capaian lifting ini memang menjadi sorotan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM Ignasius Jonan. Menurut informasi yang diperoleh Katadata.co.id, dalam suatu kesempatan, Jonan meminta kepada SKK Migas agar produksi tidak turun dan cost recovery (penggantian biaya operasional) tidak membengkak.

Namun, keinginan Jonan itu mendapat respons dari Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. Menurut mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK itu, salah satu penyebabnya adalah belum jelasnya nasib delapan blok migas yang kontraknya berakhir tahun ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...