Setelah Diakuisisi, Sebagian Pengemudi Uber Enggan Pindah ke Grab

Desy Setyowati
27 Maret 2018, 18:57
Grab Taksi
Arief Kamaludin|KATADATA

Grab telah resmi mengakuisisi Uber pada 25 Maret 2018 lalu. Dalam dua pekan ke depan, Uber dan Grab akan melakukan konsolidasi data agar peralihan mitra pengemudi dan penggunanya berjalan mulus. Hanya, sebagian pengemudi Uber ternyata enggan beralih ke Grab.

Joko misalnya, mengaku senang bermitra dengan Uber. Sebab, ia merasa tak pernah sepi order, terutama di pagi hari.

Advertisement

Kini, setelah Uber diakuisisi, Joko menyatakan enggan beralih ke Grab karena platform itu mewajibkan deposit dalam jumlah tertentu bagi mitra pengemudinya. Sebab, Grab akan memungut 20% dari total transaksi yang didapat para mitra pengemudinya. Sistem deposit ini tidak ada dalam aplikasi Uber. "Kalau harus top up (deposit), itu kan modal," katanya dalam perjalanan dari pusat ke barat Jakarta, Selasa (27/3).

Toh, ia tetap akan mendaftar ke Grab karena tak punya pekerjaan lain. "Jadi ya, mau enggak mau pindah," ujarnya.

(Baca juga: Uber Tersingkir, Persaingan Grab dan Go-Jek Makin Sengit)

Sementara Solihin, pengemudi Uber yang lain, justru lebih memilih hijrah ke Go-Jek ketimbang Grab. Alasannya, sanksi pembekuan akun yang dikenakan Grab dianggapnya lebih berat.

Solihin mengaku kerap mendengar keluhan kawan-kawannya yang bermitra dengan Grab. Menurut mereka, Grab akan langsung membekukan akun pengemudinya begitu ada komentar buruk dari pelanggan. Pada platform Grab, menurut Solihin, pengemudi tidak diberi kesempatan membela diri. Perlakuan ini menurutnya berbeda dengan yang diterapkan oleh Uber dan Go-Jek.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement