Jokowi Lobi PM India Tinjau Ulang Bea Masuk Sawit Indonesia

Ameidyo Daud Nasution
30 Mei 2018, 15:19
Presiden Jokowi menyambut kedatangan PM India Narendra Modi
www.setkab.go.id
Presiden Jokowi menyambut kedatangan PM India Narendra Modi, di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (30/5)

Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi Indonesia dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan ini dimanfaatkan Jokowi dengan melobi Modi agar India meninjau kembali kebijakan tarif bea masuk sawit Indonesia.

Menurut Jokowi, dalam pertemuan tersebut Modi menyanggupi permintaan Indonesia untuk mengevaluasi kembali tarif bea masuk kelapa sawit tersebut. "Beliau menyanggupi untuk melihat masalah yang tadi kami sampaikan," kata Jokowi usai pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (30/5).

(Baca: Volume Ekspor Sawit Triwulan I Turun Dampak Hambatan Dagang)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution merasa permintaan Presiden cukup wajar. Bea masuk yang ditetapkan India sudah tiga kali mengalami kenaikan dalam satu setengah tahun terakhir. Hal ini berdampak pada penurunan ekspor sawit Indonesia ke India. "Permintaannya jangan naik terlalu tinggi," ujarnya.

India merupakan salah satu mitra ekspor Indonesia di Asia Selatan yang sangat strategis dengan nilai perdagangan US$ 15 miliar. Presiden berharap perundingan perjanjian dagang kedua negara dapat selesai tahun ini. Kedua negara juga telah bersepakat membuka perekonomiannya.

Selain terkait perdagangan, dalam pertemuan ini Jokowi juga meminta India berinvestasi di bidang infrastruktur dan industri farmasi di Indonesia. Industri farmasi menjadi peluang besar bagi perusahaan India, mengingat banyak obat yang belum bisa diproduksi di Indonesia.

"Saya juga menyambut baik penerbangan Garuda Indonesia dari Bali ke Mumbai yang dimulai April 2018," kata Jokowi. (Baca: Selain Infrastruktur, India Berminat Investasi Bangun Rumah Sakit)

Sementara Modi mengatakan dirinya sepakat India dan Indonesia meningkatkan nilai perdagangan. Targetnya bisa mencapai US$ 50 miliar pada 2025. Oleh sebab itu dirinya telah menyepakati prinsip dasar kerja sama di kawasan. "Visi kami adalah menoleh ke Timur sama seperti visi Presiden Joko Widodo yaitu menjadi poros maritim dunia," kata dia.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...