Keuangan Pertamina Terancam Gejolak Rupiah dan Harga Minyak

Anggita Rezki Amelia
6 Juni 2018, 16:21
Pertamina
Katadata | Arief Kamaludin

Kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) tahun ini terancam menurun dibandingkan sebelumnya. Penyebabnya adalah gejolak nilai tukar Rupiah (Rp) terhadap dolar Amerika Serikat (US$) dan harga minyak dunia.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan ancama akan diminimalkan dengan melakukan efisiensi. “Mungkin akan ada penurunan, tapi kan kami ada inisiatif efisiensi," kata Arief di Jakarta, Rabu (6/6). Namun ia belum mau merinci berapa keuntungan yang akan tergerus akibat faktor tersebut.

Berdasarkan data yang dipaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII di DPR, Jakarta, Kamis (18/1), Pertamina memang memiliki sensitivitas terhadap harga minyak dunia. Apalagi pemerintah tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga tahun 2019.

Bahan paparan itu menyebutkan sebenarnya tahun ini, Pertamina menargetkan bisa mengantongi laba bersih sebesar US$ 2,4 miliar atau lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya US$ 2,2 miliar. Namun, target itu dengan asumsi harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) US$ 48 per barel.

Sayangnya, harga minyak Indonesia terus meningkat selama beberapa bulan terakhir. Di sisi lain, Pertamina tidak boleh menaikkan harga BBM. Dampaknya, laba bersih perusahaan energi milik negara itu tergerus.   

Dari perhitungan Pertamina, jika ICP menyentuh level US$ 60 per barel, sementara kebijakan harga BBM tetap sepanjang tahun, laba Pertamina hanya US$ 1,7 miliar. Laba itu terus tergerus menjadi US$ 1 miliar jika jika harga minyak menyentuh US$ 70 per barel. Padahal per Mei ini, ICP telah tembus US$ 72,46 per barel. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...