Vivo Energy Resmi Ajukan Perubahan Harga BBM
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan telah menerima usulan perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diajukan secara resmi oleh PT Vivo Energy Indonesia. Usulan ini diajukan seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan pihaknya masih mengevaluasi usulan Vivo tersebut. Sayang ia tidak mau merinci berapa usulan perubahan harga BBM yang diajukan oleh Vivo.
"Surat sudah masuk dari Vivo, masih dievaluasi," kata dia kepada katadata.co.id, Senin (25/6). Menurut Agung surat resmi Vivo itu diterima Kementerian ESDM beberapa hari setelah lebaran Idul Fitri. (Baca: Aturan Terbit, Perubahan Harga BBM Nonsubsidi Perlu Restu Pemerintah)
Mengacu situs Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), hingga 24 Maret 2018 Vivo menjual produk Revvo 89 dengan harga Rp 7.550 per liter. Sementara harga Revvo 90 sebesar Rp 8.500 per liter. Lalu harga Revvo 92 sebesar Rp 9.250 per liter.
Sebelumnya, sudah ada tiga badan usaha swasta yang memperoleh restu pemerintah untuk menaikkan harga BBM nonsubsidi. Mereka adalah Shell Indonesia, PT AKR Corporindo Tbk, dan PT Total Oil Indonesia. Kenaikan harga BBM ketiga badan usaha itu pun bervariasi. Yang jelas Badan usaha dilarang mengambil margin lebih dari 10% dari harga dasar. Ketentuan ini sudah tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 21 tahun 2018.
(Baca: Vivo, Elnusa, AKR, Patra Niaga Pasok BBM NonSubsidi ke Pengecer Resmi)
Dalam aturan ini, pemerintah memiliki tiga pertimbangan dalam memberikan persetujuan atas usulan harga BBM dari badan usaha. Pertama, kondisi perekonomian. Kedua, kemampuan daya beli masyarakat. Ketiga, ekonomi riil dan kondisi sosial masyarakat.
