Pemerintah Antisipasi Kenaikan Harga Pangan Jelang Idul Adha
Pemerintah menyatakan siap mengantisipasi lonjakan harga seiring dengan berlangsungnya ajang Asian Games 2018 dan Idul Adha. Langkah itu dilakukan untuk menjaga inflasi Agustus agar tetap stabil.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juli 2018 tercatat sebesar 0,28%, lebih rendah dibandingkan inflasi Juni sebesar 0,59%.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pelaku usaha dan kementerian dan lembaga dalam mengawal pergerakan harga. “Kami terus melakukan pemantauan harga,” kata Tjahya kepada Katadata, Rabu (1/7).
Menurut data BPS, kelompok bahan makanan mencatat inflasi 0,86% dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,18%. Komoditas telur ayam ras memberikan andil terbesar terhadap inflasi sebesar 0,08% dikuti daging ayam ras dengan kontribusi inflasi 0,07%.
(Baca : Lagi, Telur dan Ayam Sumber Inflasi Juli 2018)
Adapun komoditas sayur mayur seperti cabai rawit menyumbang 0,03%, kacang panjang 0,02%, dan tomat, bayam, jengkol, kangkung, jeruk memberikan andil 0,01%.
Tjahya pun berharap supaya ketiga komoditas tidak menyumbang inflasi yang tinggi pada Agustus ini. Dia juga telah meminta kepada pelaku untuk bersiap mengantisipasi peningkatan permintaan. “Harapannya agar pasokan untuk konsumen lainnya bisa terjaga dan tidak terganggu agar harga tetap stabil,” ujarnya.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan Idul Adha dan Asian Games berpotensi memicu kenaikan permintaan bahan pangan sebesar 30%. Dia menyarankan agar pemerintah terus melakukan pengawasan, terutama untuk beberapa komoditas seperti ayam, telur, dan cabai supaya tidak terjadi kekurangan stok.
Abdullah juga mengaku pesimistis harga pangan akan bisa tetap normal di pasar karena dua momentum tersebut terjadi secara berbarengan pada bulan ini, meski, pasokan bahan makanan sebetulnya sudah mulai mengisi pasar. Sehingga, menurutnya dengan permintaan pasar yang tinggi, harga pangan bisa berfluktuasi jika tak ditangani dengan intervensi harga pemerintah.
(Baca: Inflasi Stabil, Pengusaha Optimistis Iklim Usaha Meningkat)
“Saat ini beberapa komoditas sudah mengalami penurunan harga. Walau pun penurunannya, belum seperti yang kami harapkan,” katanya.
Contohnya, harga ayam segar yang saat ini masih berada di kisaran Rp 37 ribu per ekor dan telur sebesar Rp 26 ribu per kilogram. Sementara cabai rawit hijau harganya saat ini masih berada di kisaran Rp 38 ribu per kg, cabai rawit merah Rp 54 ribu per kg, cabai merah besar Rp 41 ribu per kg dan cabai merah kering Rp 34 ribu per kg.