Lapindo Kelola Kembali Blok Brantas Hingga 2040
Lapindo Brantas Inc resmi menandatangani kontrak baru gross split Blok Brantas di Jawa Timur. Perusahaan yang terafiliasi Grup Bakrie akan mengelola kembali blok yang pernah menyemburkan lumpur itu, selama 20 tahun, terhitung setelah 2020.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan Lapindo sudah membayar bonus tanda tangan sebesar US$ 1 juta. Selain itu Lapindo juga sudah menyetor jaminan pelaksanaan program sebesar US$ 11,5 juta yang diambil dari komitmen kerja pasti Lapindo selama lima tahun di blok tersebut sebesar US$ 115 juta.
"23 April 2020 efektif kontrak barunya. Diharapkan dapat tingkatkan produksi sambil tetap perhatikan keselamata kerja," kata Djoko di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/8).
Dalam kontrak baru ini, Lapindo Brantas Inc bertindak sebagai operator dengan hak kelola 50%. Lalu mitranya PT Prakarsa Brantas sebesar 32% dan PT Minarak Brantas sebesar 18%. Nantinya ketiga kontraktor ini membagi proporsional hak kelolanya untuk memberikan 10% hak kelola ke BUMD.
Bagi hasil minyak di blok ini 47% untuk kontraktor, sisanya pemerintah. Sementara gas yang jadi bagian kontraktor sebesar 52% sisanya untuk pemerintah.
Direktur Lapindo Brantas Inc Faruq Adi Nugroho mengatakan pihaknya akan meningkatkan produksi blok tersebut dengan adanya kepastian kontrak baru itu. Saat ini produksi Lapindo rata-rata mencapai 20-25 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sampai akhir tahun ini targetnya bisa mencapai 30-35 mmscfd.
Tahun 2022-2023 nanti, produksi Blok Brantas bisa meningkat hingga 100 mmscfd. Targetnya, lima tahun pertama sejak 2020, blok ini bisa meningkatkan produksi hingga 150 mmscfd. "InsyaAllah bisa kontribusi cukup baik di wilayah timur dan wilayah Jawa Tengah seterusnya," kata dia.
Dengan komitmen pasti sebesar US$ 115 juta, Lapindo akan melakukan beberapa kegiatan dalam lima tahun ke depan. Tahun pertama, Lapindo akan melakukan seismik tiga dimensi (3D) dengan akusisi data sepanjang 450 km2. Selain itu akan mengebor satu sumur eksplorasi.
(Baca: Dapat Izin, Lapindo Targetkan Pengeboran 11 Sumur Tahun Ini)
Lalu tahun kedua, melakukan seismik 2D sepanjang 200 km dan pengeboran satu sumur eksplorasi. Tahun ketiga melakukan seismik 3D 150 km2. Tahun keempat, mengebor satu sumur eksplorasi. Tahun kelima, mengebor satu sumur eksplorasi.