Terus Turun 6 Bulan Terakhir, Cadangan Devisa Juli US$ 118 Miliar
Cadangan devisa Bank Indonesia (BI) per Juli tahun ini US$ 118,3 miliar setara dengan Rp1.707 triliun. Nilai ini menunjukkan penurunan US$13,7 miliar atau sekitar Rp197,7 triliun dari level tertingginya pada Januari.
Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, cadangan devisa masih dapat ditoleransi. “Tidak ada sebenarnya rumusan pasti berapa seharusnya suatu negara harus memelihara cadangan devisa tetapi semacam rule of thumb-nya adalah cukup memenuhi tiga bulan impor,” kata dia, Selasa (7/8).
Menurutnya, persoalan bukan pada posisi cadangan devisa melainkan prospek ke depan. Perlu dicermati bahwa defisit transaksi berjalan melebar. BI memperkirakan defisit akan mencapai US$25 miliar. Belum lagi soal tekanan global yang menyebabkan besarnya arus modal keluar.
Selain itu, imbuh Piter, apabila terjadi tekanan eksternal yang menekan rupiah maka Bank Indonesia perlu mengintervensi guna menjaga stabilitas ekonomi. Alhasil, cadangan devisa semakin tergerus.
Namun, Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Eric Sugandi berpendapat bahwa intervensi yang dilakukan BI cukup terukur dan tidak memboroskan cadangan devisa. “Yang disasar adalah menjaga agar volatilitas rupiah tidak besar, bukan untuk pertahankan rupiah pada nilai tertentu,” tuturnya.
Eric pun menuturkan bahwa bank sentral tidak boleh lengah meski cadangan devisa diklaim tetap memadai. Apabila dibandingkan dengan krisis 1998 yang mengikis cadangan devisa ke bawah US$20 miliar, posisi saat ini memang jauh lebih baik.
(Baca juga: BI Jaga Rupiah, Cadangan Devisa Diramal Turun ke Bawah US$ 120 Miliar)
Secara bulanan, posisi cadangan devisa mengalami penyusutan US$1,5 miliar setara Rp21,6 triliun dibandingkan dengan realisasi per akhir Juni US$119,8 miliar atau sekitar Rp1.728 triliun. BI menyatakan, penurunan ini dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Posisi cadangan devisa per akhir bulan lalu setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tulis Direktur BI Arbonas Hutabarat melalui siaran pers yang diterima Katadata, Selasa (7/8).
BI memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik. Keyakinan bank sentral ini juga melihat kinerja ekspor yang dinilai tetap positif.