Biaya Produksi Blok Rokan Diprediksi Membengkak

Anggita Rezki Amelia
10 Agustus 2018, 20:47
Sumur Minyak
Chevron

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan ada peningkatan biaya produksi minyak dan gas bumi (migas) Blok Rokan setelah dikelola PT Pertamina (Persero). Penyebabnya adalah adanya penggunaan teknologi tingkat lanjut (Enhanced Oil Recovery/EOR) untuk menjaga produksi.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memprediksi produksi Blok Rokan akan mengalami penurunan setelah kontrak berakhir. Bahkan kondisi terburuknya, produksi bisa hanya 150 ribu barel per hari (bph). Saat ini produksi Rokan sekitar 200 ribu barel per hari.

Sementara itu, dalam 20 tahun ke depan setelah kontrak berakhir 2021, Pertamina menjanjikan produksi sekitar 1,5 miliar barel. Ini sesuai dengan karakteristik Blok Rokan yang tergolong tua.

Untuk menopang produksi tersebut, Pertamina akan menggunakan teknologi EOR. “Kalau mau menaikkan produksi menggunakan proyek baru EOR itu, ongkos naik," kata Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/8).

Meski begitu, Arcandra belum mau menyebutkan jumlah biaya produksi di Blok Rokan ke depan. Namun, mengacu data Kementerian ESDM, sejak 2013-2017 biaya produksi Blok Rokan selama dikelola Chevron mencapai US$ 19,8 per barel setara minyak (BOE).

Agar produksi Rokan tidak semakin turun jelang kontrak berakhir, maka Pertamina bisa berinvestasi lebih awal di Blok Rokan. Ini serupa seperti transisi Mahakam dari Total ke Pertamina.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...