J&T Siapkan Rp 1,3 Triliun untuk Ekspansi ke Empat Negara
Perusahaan jasa pengiriman J&T Ekspress telah resmi beroperasi di Malaysia dan Vietnam mulai bulan ini. Tahun depan, J&T Ekspress berencana merambah pasar Thailand dan Filipina.
CEO J&T Ekspress Robin Lo menyebutkan, perusahaan mengalokasikan dana US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,33 triliun sejak 2017 untuk ekspansi ke empat negara tersebut. "Sekitar Rp 800 miliar investasi itu untuk infrastruktur. Sisanya untuk pengembangan yang lain," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/8).
Ia menjelaskan, saat ini J&T Ekspress hanya melayani pengiriman barang di dalam negeri. Setelah infrastruktur siap, secara bertahap J&T Ekspress akan melayani pengiriman barang ke luar negeri yang dimulai dari Indonesia terlebih dulu. "Kami mau (bisnis) di lima negara ini berjalan lancar dulu," kata dia.
(Baca juga: Facebook Luncurkan Kampanye Laju Digital untuk Bantu UKM)
Menurut Robin, bisnis jasa pengiriman di Malaysia belum begitu berkembang. Padahal, pembeli melalui e-commerce cukup banyak di sana. Ia melihat hal serupa terjadi di Vietnam. "Pengiriman di Vietnam agak lama. Walaupun dia satu daratan, rata-rata pengirimannya memakan waktu 5-7 hari. Kalau di Indonesia saja bisa 2-3 hari, kenapa di sana tidak bisa?" ujar dia.
Berdasarkan Statista, transaksi e-commerce di Thailand diproyeksi naik dari US$ 2,9 juta tahun lalu menjadi US$ 3,6 juta di 2018. Penetrasi pasar e-commerce di Negeri Gajah Putih itu pun diperkirakan naik dari 54% menjadi 64,6% pada 2022.
Sementara transaksi e-commerce di Filipina diproyeksi mencapai US$ 1,6 juta tahun ini. Angka itu lebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu yang mencapai US$ 1,2 juta. Adapun penetrasi pasarnya diperkirakan naik dari 44,1% menjadi 46,5% pada 2022.
Selain untuk ekspansi, J&T Ekspress menggelontorkan dana Rp 400 miliar untuk empat mesin sortir otomatis atau conveyor belt. Mesin pertama bakal ditempatkan di hub pengiriman di DKI Jakarta pada September 2018. Lalu tiga lainnya ditempatkan di Bandung, Semarang, dan Surabaya pada April 2019. Mesin-mesin ini akan memindai barang dan mengelompokannya sesuai wilayah pengiriman.
(Baca juga: Modalku Cairkan Rp 2 Triliun Kredit UMKM di Tiga Negara)
Ia mengklaim, mesin ini mampu menyortir 30 ribu paket per jam. Dengan begitu, kesalahan penempatan paket akibat kelelahan tenaga manusia semestinya berkurang. "Kami proyeksi ada 2-2,5 juta paket per hari pada saat idul fitri 2019. Nah (mesin) ini untuk mengatasi banyaknya paket itu," kata dia.
Adapun J&T Express didirikan oleh pendiri OPPO Internasional Tony Chen dan CEO OPPO Jet Lee pada Agustus 2015. Saat ini, J&T Express memiliki 3 ribu kantor cabang dan 20 ribu pegawai. Pengiriman melalui J&T Express pun mencapai 800 ribu paket per hari per Juni 2018.