Berdayakan Perempuan dan Ekonomi Masyarakat Lewat Industri Kreatif

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
21 Agustus 2018, 14:37
siswa wirausaha
Katadata
Para siswa menunjukkan produk buatan Siswa Wirausaha.

Aktif dalam industri kreatif tak sekadar membuat perempuan bisa mengaktualisasikan dirinya. Lebih dari itu, mereka bisa menginisiasi pemberdayaan ekonomi masyarakat yang lebih luas.

Susi Sukaesih, menciptakan kewirausahaan sosial dengan mengawinkan pendidikan serta industri kreatif di kawasan Bekasi. Perempuan berusia 33 tahun itu memulai upayanya untuk memberdayakan masyarakat dengan membangun sekolah khusus bagi anak-anak yang putus sekolah dari kalangan marjinal sejak 2012.

Susi bergerilya untuk mencari anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah, hingga terkumpul 25 siswa sebagai peserta didik pertamanya. Pusat pendidikan ini awalnya dibentuk dengan nama SMK Itaco yang merupakan kependekan dari Imperial Technology Automotive and Accounting College, serta hanya menerima siswa yang putus sekolah pada tingkat SMA atau sederajat.

SMK Itaco kemudian berubah bentuk menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang berbasis sekolah nonformal pada 2016. Anak putus sekolah yang diterima pun semakin beragam, mulai dari siswa setara SMP dan SMA yang diarahkan mengikuti ujian kejar paket B dan paket C.

Selama menjalankan sekolahnya, Susi menemui berbagai kendala. Sebagian siswa yang telah dikumpulkannya kerap tidak datang ke sekolah karena tidak memiliki ongkos, bahkan diminta untuk membantu orangtuanya mencari uang.

Sebagai solusi, pada 2013, Susi menggagas komunitas Siswa Wirausaha untuk membekali para siswa dengan keterampilan desain dan wirausaha sebagai modal untuk mengembangkan usaha. Para siswa diharapkan mampu membuat produk seperti mug, pin, dan kaos dengan desain sendiri dan menjualnya, hasilnya sebagian dikembalikan kepada para siswa dan sisanya digunakan untuk membiayai operasional sekolah.

Melalui komunitas ini, Susi tak hanya mendorong para siswa untuk terus melanjutkan pendidikan, tetapi juga membuat mereka siap untuk mandiri. “Saya percaya pendidikan merupakan cara paling ampuh untuk memutus mata rantai kemiskinan,” ujarnya.

Berbekal beberapa komputer sumbangan sejumlah pihak, komunitas siswa wirausaha mulai menerima jasa sablon kaos, jasa desain, jasa printing mug, dan pin. Pada pertengahan 2015, Siswa Wirausaha mulai melakoni usaha konveksi setelah mendapatkan pelatihan menjahit dari sebuah organisasi nirlaba.

Komunitas ini kemudian mendapatkan berbagai bantuan dalam bentuk mesin jahit sebagai alat produksi. Para siswa pun mulai menghasilkan produk sendiri pada 2017 dengan merek ITACO. Produk yang dihasilkan berbagai macam, mulai dari tas, dompet, souvenir dan beberapa produk fesyen lainnya.

Saat ini, jumlah siswa yang terdaftar dalam mengikuti kegiatan di Siswa Wirausaha berjumlah 15 orang yang terdiri atas 5 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Setiap anak didik yang ikut dalam membuat pesanan konsumen menerima uang saku Rp15.000 sampai dengan Rp30.000 per item.

Susi juga aktif memasarkan produknya ke pemerintah, perusahaan, dan ibu-ibu sekitar rumahnya. Tak sekadar mengandalkan relasi, dia juga memanfaatkan media digital dengan menggunakan media sosial dan website untuk mempromosikan produknya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...