Persaingan Ketat Aplikasi Pembayaran Elektronik QR Code Merangkul UKM
Pertumbuhan pembayaran online berbasis teknologi Quick Response (QR) Code makin marak. Aplikasi pembayaran ini bisa mengisi kekurangan uang elektronik (e-money) yang mengharuskan, di antaranya, mesin electronic data capture (EDC). Bagi sebagian pelaku usaha kecil menengah (UKM), EDC ini cukup memberatkan.
PT Visionet Internasional (OVO) menyatakan pembayaran dengan QR Code sudah digunakan oleh sembilan ribu UKM. Menurut President Director OVO Adrian Suherman, pencapaian ini ditopang oleh banyaknya masyarakat yang mengunduh aplikasi sistem pembayarannya.
(Baca juga: Gandeng Kudo, OVO Sasar Pengguna Offline di 500 Kota)
Ia mencatat, aplikasi OVO dan Grab sudah tersedia di 60 juta unit ponsel di Indonesia. Oleh karenanya, ia tak heran bila ribuan UKM bisa menggunakan layanan QR Code OVO dalam bertransaksi. OVO menargetkan 100 ribu UKM mitranya menggunakan QR Code hingga akhir tahun ini.
“Dengan QR code OVO, warung kelontong yang tidak terjangkau pembayaran menggunakan mesin electronic data capture bisa memanfaatkan teknologi dan menerima pembayaran non-tunai,” kata dia dalam siaran persnya, Selasa (21/8) lalu. (Baca juga: Tunggu Infrastruktur BI, Paytren hingga Paypro Siap Garap QR Code)
Selama ini, UKM termasuk warung kelontong, sulit menerapkan pembayaran non-tunai. Sebab, UKM harus menyediakan mesin EDC yang harganya relatif mahal. Sementara untuk menggunakan layanan QR Code, baik penjual ataupun pembeli hanya perlu mengunduh aplikasi.
Salah satu strategi OVO untuk memperluas jangkauan adalah dengan menggandeng banyak mitra. Dalam enam bulan terakhir, OVO sudah menggandeng PT Bank Mandiri, PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart), PT Moka Teknologi Indonesia (Moka), dan PT Kudo Teknologi Indonesia (Kudo). Adrian yakin tersedianya QR code di UKM menjadikan pasar main wallet OVO makin luas.
Sementara itu, PT Dompet Anak Bangsa atau Go-Pay mencatat tiga ribu mitra Go-Food menerima sistem pembayaran lewat QR Code per April 2018. Di luar mitra Go-Food, Gramedia, Watsons, dan Starbuck juga menerima layanan QR Code milik Go-Pay. Secara umum, “65 % gerai yang menerima Go-Pay QR Code adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),” demikian data resmi Go-Jek.
Selain itu, layanan uang elektronik dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), TCash fokus menggaet lebih banyak mitra UKM. CEO TCash Danu Wicaksana mencatat, jumlah mitra yang tergabung mencapai 42 ribu hingga sekarang. Tahun ini, TCash menargetkan 100 ribu mitra yang tergabung.
(Baca juga: TCash dan BCA Siap Terapkan Standardisasi QR Code dengan Komisi 1%)
Dari 42 ribu mitra, lima ribu di antaranya sudah menerima pembayaran melalui fitur Snap QR TCash. “Sekitar 300 di antaranya merupakan pedagang di pasar tradisional, 100 di Pasar Bintaro dan 200 di Mayestik,” ujarnya. Danu menargetkan jumlah mitra yang memanfaatkan fitur Snap QR naik menjadi 10 ribu tahun ini.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman menyampaikan bahwa metode pembayaran dengan QR Code akan lebih berhasil pada mitra yang tidak bisa membayar EDC. Adapun Bank Indonesia (BI) mencatat, frekuensi penggunaannya QR Code hanya 0,01 % dari seluruh instrumen transaksi pembayaran di Tanah Air.