Antisipasi Bencana, Pemerintah Bakal Mengasuransikan Berbagai Aset

Rizky Alika
5 Oktober 2018, 13:10
Gempa Palu
ANTARA FOTO/Biropers-Kris
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menkopolhukam Wiranto (kedua kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kiri) mengunjungi lokasi gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). Presiden memerintahkan jajarannya untuk memprioritaskan evakuasi korban sebagai langkah pertama penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Bencana alam yang bertubi-tubi melanda Tanah Air membuat pemerintah mempertimbangkan untuk mengasuransikan berbagai aset negara, di antaranya infrastruktur. Tujuannya, menjamin adanya sumber pendanaan lain untuk pembangunan kembali bila terjadi bencana.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah berencana mengasuransikan Barang Milik Negara (BMN) secara bertahap. Sebagian BMN akan diasuransikan di tahun 2019, dan dilanjutkan pada 2020. “BMN banyak sekali triliunan, (jadi) bagaimana melindungi itu," kata dia di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (4/10).

Advertisement

Beberapa negara lain disebut-sebut juga menggunakan asuransi untuk mengantisipasi bencana alam. Menurut Suahasil negara kepulauan seperti Karibia sudah terlatih untuk asuransi. Sebab, bencana alam seperti topan bisa membuat kerusakan besar. “Sekali kena topan itu, bisa 30-150% PDB-nya (Produk Domestik Bruto) hilang,” ujarnya.

(Baca juga: Butuh Dana Besar, Pemerintah Terima Bantuan 18 Negara untuk Gempa Palu

Meski begitu, ia menjelaskan detail tentang mekanisme asuransi bencana  masih digodok. Hal ini termasuk soal perhitungan preminya, siapa yang akan membayar preminya, hingga perusahaan-perusahaan asuransi yang akan diajak kerja sama. Menurut dia masih ada pro kontra soal perusahaan asuransi yang dipilih.

“Kalau dikelola (perusahaan asuransi) dalam negeri berarti seluruh risikonya di dalam negeri tapi kalau kita bawa ke luar negeri duit itu dikelola di luar negeri. Ini mesti kami lihat mekanismenya,” ujarnya.

Bencana gempa bumi melanda beberapa daerah di Tahan Air sepanjang tahun ini. Pada awal Agustus, gempa besar mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan menyusul di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada akhir September lalu. Di Sulteng, gempa disertai tsunami dan likuifaksi sehingga membuat kerusakan besar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement