Minat Besar Bisnis Indonesia Adopsi Artificial Intelligence

Desy Setyowati
22 Oktober 2018, 17:47
inovasi digital
123rf.com

Sadarkah Anda bahwa laman e-commerce besar seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada atau Shopee akan menampilkan deretan produk yang berlainan jika dibuka melalui dua akun yang berbeda?

Artificial intelligence adalah teknologi yang membuat perbedaan itu terjadi. Mesin dengan kecerdasan buatan akan merekam setiap item yang Anda lihat di lapak-lapak e-commerce dan menerjemahkannya sebagai preferensi Anda. Semakin sering Anda menggunakan platform e-commerce untuk berbelanja, semakin pintar pula mesin ini menebak jenis barang yang Anda minati.

Lazada telah mengadopsi teknologi ini pada aplikasinya sejak Januari 2018 lalu. Dengan demikian, aplikasi Lazada akan menampilkan produk dan promo yang berbeda untuk setiap pengguna.

Misalnya, aplikasi Lazada pada ponsel fashionista akan lebih banyak menampilkan item fesyen terkini. Sementara pada aplikasi milik geek akan menampilkan lebih banyak gadget canggih.

Dengan teknologi ini, Lazada kian optimistis jumlah transaksi dan pengunjung pada platform-nya akan terus meningkat. "Sekarang sudah enam digit jumlah ordernya, dengan pertumbuhan dua digit secara bulanan,” kata Chief Marketing Officer (CMO) Lazada Indonesia Achmad Alkatiri, beberapa waktu lalu.

(Baca juga: Tokopedia dan Bukalapak Dominasi Pasar E-Commerce Indonesia)

Begitu pula Tokopedia yang merupakan marketplace dengan jumlah pengunjung terbesar di Indonesia saat ini telah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan.  "Saya kira, konsumen Indonesia akan menikmati semua jenis terobosan pada tahun,” ujar VP Engineering Tokopedia Aswin Tanu Utomo dikutip dari Tech In Asia pada akhir pekan (19/10) lalu.

Sementara pada perusahaan transportasi online seperti Grab dan Go-Jek, artificial intelligence akan mencatat fitur yang paling sering Anda gunakan, termasuk lokasi yang paling sering Anda kunjungi. Dengan begitu, fitur tersebut akan muncul di halaman muka aplikasi, Anda juga tak perlu mengetikkan alamat yang sama berkali-kali setiap hendak bepergian.

artificial intelligence dan big data juga akan membantu melacak jumlah pengguna dan pengemudi yang tersedia pada waktu dan lokasi tertentu. Mesin ini kemudian akan menentukan tarif yang berbeda, sesuai dengan jumlah permintaan dan penawaran kendaraan.

Grab telah mengadopsi artificial intelligence dan big data sejak tiga tahun lalu. Head of data science Grab Kong-wei Lye mengklaim, kedua teknologi ini meningkatkan pendapatan mitra 10% hingga 30%.

Grab bahkan membangun laboratorium kecerdasan buatan senilai US$ 4,4 juta atau setara Rp 63 miliar di Singapura. Grab menggaet National University of Singapore (NUS) untuk mengembangkan laboratorium tersebut.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...