Pendukung Jokowi dan Prabowo Setuju Media Sosial Bersih dari Hoaks
Masyarakat semakin khawatir dengan kabar bohong atau hoaks yang beredar. Terlebih setelah terungkapnya kebohongan akan penganiayaan yang dilakukan terhadap Ratna Sarumpaet.
Survei yang dirilis Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Selasa (23/10) menunjukkan 75 persen responden semakin khawatir akibat maraknya hoaks. Hanya 8,7 persen yang tidak takut. Sementara, 16,3 persen mengaku tidak tahu.
Karenanya, mayoritas masyarakat ingin media sosial bersih dari hoaks. Terdapat 74,5 persen responden yang ingin media sosial bersih dari hoaks. “Mayoritas publik makin khawatir dengan maraknya hoaks,” kata peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman di kantornya, Jakarta.
Hanya 10,3 persen responden yang tidak setuju jika media sosial bersih dari hoaks. Sementara, 15,2 persen mengaku tidak tahu. (Baca juga: Kebohongan Ratna Sarumpaet Bakal Pangkas Elektabilitas Prabowo-Sandi)
Jika dirincikan, masyarakat dengan tingkat pendidikan dan pendapatan tinggi merupakan yang paling ingin media sosial bersih dari hoaks. Di basis masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi, persentasenya mencapai 91,1 persen.
Adapun masyarakat lulusan sekolah lanjutan atas atau sederajat hanya 78,5 persen yang ingin media sosial bersih dari hoaks. Sementara yang tamat dari sekolah menengah atau sederajat persentasenya 78,6 persen.
Lulusan sekolah dasar atau di bawahnya memiliki persentase paling rendah di antara segmen pendidikan tadi. Hanya 67,3 persen dari segmen tersebut yang setuju media sosial bersih dari hoaks. (Baca pula: Mafindo Catat Hoaks Politik Merajalela Jelang Pilpres 2019)
Berdasarkan tingkat pendapatan, 80,8 persen masyarakat yang memiliki gaji di atas Rp 3 juta setuju jika media sosial bersih dari kabar bohong. Lalu 74,9 persen masyarakat dengan rentang pendapatan Rp 1-3 juta yang setuju media sosial bersih dari hoaks. “Masyarakat dengan pendapatan kurang dari Rp 1 juta yang setuju media sosial bersih dari hoaks sebesar 68,3 persen,” kata Ikrama.
Berdasarkan data pemilih, baik di kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sama-sama ingin agar media sosial bersih dari hoaks. Sebanyak 75,4 persen dari pendukung Jokowi-Ma'ruf dan 74,1 persen dari penyokong Prabowo-Sandiaga.
Pada platform media sosial, segmen yang paling setuju hoaks hilang berasal dari pengguna Twitter. Persentasenya mencapai 85,4 persen. Sementara dari para pengguna Facebook jumlahnya mencapai 84,9 persen. Peringkat ketiga ditempati pengguna Whatsapp dengan persentase 81,2 persen, dan Instagram 76 persen.
LSI Denny JA mengadakan survei pada 10-19 Oktober 2018 dengan melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Pemilihan responden dilakukan secara acak atau multistage random sampling dengan tingkat kesalahan atau margin of error sebesar +/- 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ratna mengakui telah merekayasa cerita bohong mengenai penganiayaan terhadapnya yang terjadi pada 21 September 2018. Kebohongan itu bermula setelah dia menjalani operasi penyedotan lemak di di pipi kiri dan kanan di Rumah Sakit Bedah Bina Estetika di Menteng, Jakarta. Operasi tersebut diakukan 3-4 kali di bawah penanganan dokter langganannya.
Selama sepekan, Ratna menyebarkan cerita bohong tentang pemukulan dirinya dan terus dia kembangkan karena digali pihak keluarga. “Cerita itu hanya berputar di keluarga saya dan hanya untuk anak saya. Tidak ada kaitannya dengan politik,” kata Ratna.
Namun, cerita bohong itu kemudian menyebar ke media sosial. Pada Selasa (2/10) kemarin beredar fotonya dalam keadaan wajah yang penuh bengkak dengan keterangan akibat pemukulan. (Baca: Heboh Kabar Penganiyaan Ratna Sarumpaet, Polisi Temukan Fakta Lain).
Ratna yang juga menjadi anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tetap mempertahankan cerita bohong saat bertemu Prabowo. “Sebenarnya saya sudah paham bahwa cerita ini salah, tapi saya tidak mencegah mereka,” kata dia. “Saya minta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan keras saya kritik, dan kali ini berbalik kepada saya. Kali ini saya pencipta hoaks.”