Akses Modal Terbuka, Film Berkembang Pesat dalam 5 Tahun

Dini Hariyanti
24 Oktober 2018, 14:14
Film di Bioskop XXI
Arief Kamaludin | Katadata
Suasana pemutaran film Aruna dan Lidahnya di Jakarta, Kamis, (27/09/2018).

Ekonomi kreatif subsektor perfilman dinilai sebagai bidang usaha yang bakal tumbuh pesat dalam 5 tahun depan. Bisnis ini semakin prospektif seiring kehadiran lembaga keuangan yang fokus membiayai mereka.

Hal itu diutarakan praktisi ekonomi kreatif Ben Subiakto kepada Katadata.co.id. Lulusan jurusan komunikasi visual ini berkecimpung di ekonomi kreatif (ekraf) setidaknya sejak 2008. Dia sempat mendirikan sejumlah perusahaan di bidang ekraf, seperti Octovate Group.

Ben yang kini menjabat Co-Founder & CMO Muslimarket.com menuturkan, keberanian lembaga keuangan nonbank membiayai film selayaknya berdampak positif terhadap produktivitas dan kapabilitas para pembuat film (filmmakers).

"Kita lihat bisnis tech startup  sekarang sudah besar. Kami harapkan industri kreatif lain yang bisa seperti itu adalah perfilman," katanya ditemui usai jumpa pers Ideafest 2018, Jakarta, Senin (23/10).

Ben menuturkan, bisnis rintisan (startup) berbasis teknologi digital mulai berkembang 10 tahun lalu. Seiring dengan digitalisasi teknologi, tech startup kini menjadi bisnis yang dilirik banyak investor. Industri film diharapkan bisa seperti itu pula pula.

(Baca juga: Pendanaan Film, Produser Mira Lesmana Belum Pernah Dibiayai Bank)

Produk film yang diperkirakan bakal tumbuh pesat dalam 5 tahun mendatang selain film komersil di bioskop adalah serial. Hal ini sejalan dengan berkembangnya jaringan film over the top (OTT), seperti Viu. Lebih dari itu, imbuh Ben, Indonesia memiliki potensi kekayaan intelektual pada kaum muda dan inilah modal utama industri film.

"Para filmmaker dulu dapat duit nomor satunya dari bioskop tetapi sekarang ada platform teknologi, seperti OTT itu. Teknologi bisa membantu pelaku ekraf mempercepat perkembangan bisnisnya," ucap pria yang juga menjabat Co-Chairman Ideafest 2018 tersebut.

Tantangan pendanaan di industri perfilman ke depan diyakini semakin bisa diatasi. Sikap optimis ini sejalan dengan kehadiran sejumlah perusahaan modal ventura, seperti Ideosource, yang fokus memberi pembiayaan kepada filmmaker.

Semakin banyak lembaga keuangan nonbank di dalam negeri yang masuk dapat merangsang investor asing untuk turut serta. Apalagi, jika para modal ventura lokal dapat membuktikan bahwa industri film Indonesia menguntungkan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...