Selain Beras, BPS Bakal Hitung Produksi Jagung dengan Metode KSA
Badan Pusat Statistik (BPS) akan menghitung produksi jagung dengan metodologi baru Kerangka Sampel Area (KSA) pada tahun depan. Penghitungan bakal dilakukan dengan proyek percobaan untuk pendalaman prosedur agar tepat guna.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan masih melakukan pendalaman dan pengkajian penghitungan produksi jagung. "Ada harapan untuk menghitung produksi jagung tapi kami akan lihat untuk pengkajian baru," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (24/10).
Pengembangan penghitungan produksi komoditas pertanian selain beras, menurut Surhariyanto sejalan dengan arahan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
(Baca: Sejumlah Kalangan Pertanyakan Data Surplus Produksi Jagung)
Meski begitu, dia mengaku pihaknya masih memerlukan waktu untuk mendalami penghitungan produksi jagung dengan tim yang tergabung dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Kementerian Agraria dan Tata Ruang. "Tiga tahun kami terus berbicara tentang padi," ujarnya.
Menurutnya, ada perbedaan kebiasaan tiap daerah dalam penanaman jagung dengan padi. Karenanya, BPS aka menyiapakan prosedur yang lebih detail dala penghitungan produksi jagung seperti dengan menghitung luas lahan serta produktivitas jagung.
Sebelumnya, data Kementerian Pertanian menunjukan, produksi jagung pada 2018 diprediksi akan mencapai 30 juta ton pipilan kering (PK) dengan kebutuhan jagung juga diperkirakan sebesar 15,5 juta ton PK. Menurut Kementan rincian kebutuhan jagung, sebesar 7,76 juta ton PK diserap oleh industri pakan ternak , 2,52 juta ton PK untuk peternak mandiri, 120 ribu ton PK untuk industri benih, dan industri pangan 4,76 juta ton PK.
(Baca: Harga Jagung Naik, Harga Pakan Ternak Berpotensi Melonjak)
Catatan Kementerian Pertanian, produksi jagung hingga September 2018 sudah mencapai 24,24 juta ton PK.
Dengan penghitungan tersebut, produksi jagung dalam posisi surplus. Produksi jagung yang berlebih, bahkan diklaim Kementerian Pertanian, nantinya bisa diekspor ke sejumkah negara seperti Filipina dan Malaysia.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto menyatakan ekspor jagung tahun ini diperkirakan bisa mencapai sebanyak 372.990 ton dengan surplus mencapai 12,98 juta ton.