Rupiah Bergejolak, Industri Rumah Tangga Naikkan Harga Jual Makanan

Image title
Oleh Ekarina
9 November 2018, 14:57
industri makanan dan minuman
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Proses produksi industri makanan dan minuman di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Rabu (13/9/2017).

Produsen makanan minuman skala rumah tangga dan beberapa produk makanan minuman impor mulai menaikkan harga jual. Kenaikan harga yang berkisar antara 5%-10% itu dipicu oleh meningkatkanya biaya produksi, terutama biaya bahan baku akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman menuturkan bahan baku industri makanan minuman saat ini masih banyak yang bergantung pada impor. Misalnya, untuk bahan baku industri tepung terigu yang sebesar 100% masih didapat dari impor, disusul gula 80%, garam 70%, susu 80%, kedelai 70% dan jus buah 70%.

Advertisement

Karenanya, pelemahan nilai tukar rupiah memberi tekanan cukup besar pada beberapa industri skala rumah tangga. Golongan industri ini, menurut Adhi, memiliki daya tahan rendah dan lebih sensitif terhadap  kenaikan harga bahan baku. Ditambah industri ini biasanya tidak memiliki stok bahan baku dalam jumlah besar.

(Baca: Margin Perusahaan Makanan Minuman Menyusut seiring Pelemahan Rupiah)

Sebaliknya, produsen makanan minuman besar  masih mampu menahan kenaikan harga. Penyesuaian harga kemungkinan baru akan direalisasikan awal tahun depan sebesar 5%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement