Pertamina Punya Strategi Turunkan Impor LPG Hingga 70%

Image title
27 November 2018, 14:40
Depot LPG Pertamina
Arief Kamaludin | Katadata
Depot LPG Pertamina Tanjung Priok menyalurkan kebutuhan LPG baik rumah tangga dan industri ke wilayah DKI dan sebagian Jawa Barat, khusus Satgas pada kebutuhan bulan Ramadhan disiapkan agen pangkalan siaga sebanyak 60 agen dan 200 pangkalan.

PT Pertamina (Persero) menjalin kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk untuk gasifikasi batu bara. Tujuannya dapat menekan impor liquified petroleum gas (LPG). Dari kerjasama ini Pertamina diperkirakan dapat menghemat impor LPG hingga 70%.

Kedua perusahaan pelat merah tersebut menjalin kerja sama dengan Air Products and Chemicals Inc untuk pengembangan produk batu bara. Kerja sama ini meliputi pengembangan gasifikasi batu bara di Mulut Tambang Batubara Peranap, Riau untuk menjadi dimethylether (DME) dan synthetic natural gas (SNG).

Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, perusahaan ditantang untuk mengurangi impor. Upaya yang dilakukan, contohnya adalah menurunkan impor LPG.

"Jadi, dari coal diproses menjadi syn gas, kemudian menjadi DME. Itu untuk mengganti sebagian LPG sehingga menurunkan impor," kata Nicke di Jakarta, Selasa (27/11). . Targetnya, penghematan impor mencapai 70%.

Pembangunan proyek gasifikasi di Peranap akan mulai dilaksanakan pada awal tahun depan. Sebelumnya, mereka sudah menentukan teknologi yang akan digunakan untuk pembangunan proyek tersebut. Pabrik gasifikasi Peranap diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2022 dengan kapasitas produksi mencapai 400 ribu ton DME dan 50 mmscfd SNG per tahun.

Penandatanganan kerja sama ketiga perusahaan tersebut telah dilaksanakan di Allentown, Amerika Serikat pada Rabu (7/11). Penandatanganan dilakukan Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Chairman, President & CEO Air Products Seifi Ghasemi, juga disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Republik Indonesia, Rini Soemarno.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, percepatan hilirisasi sektor pertambangan Indonesia merupakan langkah nyata pemerintah mendukung terjadinya nilai tambah produk di sektor tambang. Ini juga upaya mendukung penghematan devisa negara, terutama dalam mengantisipasi terjadinya defisit transaksi berjalan atau current account deficit  (CAD).

"Indonesia harus terus mengembangkan industri hilirisasi batubara bukan hanya dalam mengurangi impor tetapi juga dalam rangka mengembangkan ekspor," kata Rini berdasarkan keterangan resminya, Rabu (8/11).

(Baca juga: Presiden Minta Hentikan Ekspor Hasil Tambang Mentah)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...