Jokowi: Defisit Neraca Transaksi Sudah Puluhan Tahun, Tidak Dieksekusi

Image title
3 Desember 2018, 14:02
Jokowi
Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo di Pasar Bogor, Selasa (31/10).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) medorong pelaku industri untuk melakukan hilirisasi dan menghasilkan produk bernilai tambah untuk menekan defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD).

Menurut Presiden, CAD ini sudah menjadi masalah negara sejak puluhan tahun yang lalu, dan juga sudah diketahui pula penyebabnya. "Kita tahu masalahnya, kita tahu problemnya, tapi kita tidak pernah mengeksekusi dan menyelesaikan masalahnya," kata Jokowi ketika mengisi CEO Networking 2018 di Jakarta, Senin (3/12).

Presiden mencontohkan, Indonesia banyak mengekspor produk bauksit mentah hingga jutaan ton per tahun. Namun, industri juga melakukan impor alumina yang merupakan produk hilirisasi dari bauksit. Menurutnya, jika pabrik pengolahan bauksit sudah dibangun sejak dulu, maka Indonesia tidak perlu melalukan impor alumina.

Kondisi yang sama juga terjadi pada produk batu bara. Setiap tahun Indonesia mengekspor 400 juta ton batu bara mentah. Padahal batu bara dapat diolah lebih lanjut sehingga memiliki nilai tambah. Jokowi mencontohkan pengolahan batu abra bisa dimanfaatkan untuk gasifikasi sebagai substitusi LPG (liquified petroleum gas).

Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengakui jika penguasaan teknologi di dalam negeri untuk membangun pabrik pengolahan komoditas masih belum siap karena membutuhkan teknologi tinggi. Untuk itu, Jokowi mempersilakan pelaku usaha utuk membeli teknologi tersebut atau pun mencari mitra dalam membangun pabrik-pabrik hilirisasi.

"Kalau kita belum siap teknologi, beli saja, cari saja. Selalu saya dorong, menyelesaikannya memang tidak mudah," tegas Presiden.

Jokowi menilai, saat ini komunikasi dan konsolidasi antara sektor moneter, fiskal, dan pelaku pasar semakin membaik seiring berjalannya waktu. Untuk itu, menurutnya, dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang terbuka, dapat merespons kondisi secara cepat, dan tidak bertele-tele.

"Sekarang itu dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang open minded, merespons secara cepat perubahan global. Kalau kita masih ruwet sama birokrasi, ketinggalan betul nanti kita," pungkasnya.

(Baca: Bersamaan Reuni 212, Jokowi Sambungkan Listrik Masyarakat di Bogor)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...