Pertamina dan 4 Perusahaan Teken Kontrak Konstruksi Kilang Balikpapan
PT Pertamina (Persero) memilih empat perusahaan untuk membangun konstruksi Proyek Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur. Mereka pun sudah menandatangani kontrak pelaksanaan rancangan konstruksi alias engineering, procurement and construction (EPC) proyek tersebut.
Empat perusahaan ini adalah SK Engineering & Construction Co. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd., PT Rekayasa Industri dan PT PP (Persero) Tbk. Mereka akan membangun proyek kilang secara bersama (joint operation). Ruang lingkup pembangunan kilang terdiri dari Inside Battery Limit (IBL) dan Outside Battery Limit (OSBL).
Pemilihan pelaksana konstruksi ini melalui beberapa tahap. Lelang EPC dimulai 15 Maret hingga 26 November 2018. Pada 30 November 2018, Pertamina mengumumkan empat perusahaan itu sebagai pemenang lelang konstruksi setelah dilakukan evaluasi.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan empat perusahaan yang terpilih itu merupakan kombinasi perusahaaan dalam dan luar negeri. "Kombinasi yang baik dalam membangun kapabilitas untuk membangun kilang," kata dia di Jakarta, Senin (10/12).
Nilai kontrak pembangunan Kilang Balikpapan mencapai US$ 4 miliar atau Rp 57,8 triliun. Proyek ini diperkirakan membutuhkan waktu 53 bulan sejak awal tahun depan dan beroperasi pada Agustus 2023.
Target itu sebenarnya mundur dari rencana awal, yakni selesai tahun 2021. Meski mundur, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan tetap akan mengebut proyek itu supaya bisa beroperasi lebih cepat. "Memang kilang ini mengalami keterlambatan, tapi kami percepat,"ujar dia.
Pertamina pun masih mencari mitra proyek tersebut secara paralel. Pertamina menginginkan saham mayoritas di proyek tersebut.
Direktur Utama PT Rekayasa Industri Yanuar Budinorman mengatakan akan menyelesaikan tugas ini tepat waktu dan tanpa kecelakaan kerja. “Sehingga dapat segera mendukung Ketahanan dan Kemandirian Energi Nasional,” ujar dia.
RDMP Kilang Balikpapan akan difokuskan untuk meningkatkan produksi BBM berkualitas dan ramah lingkungan sesuai dengan standar Euro V. Kapasitas kilang ini akan bertambah hingga 100 ribu barel per hari, atau naik 38% persen dari sebelumnya 260 ribu barel per hari.
RDMP Kilang Balikpapan akan mengurangi beban impor Solar hingga 17%, karena produksi meningkat 23% atau 30 ribu barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun.
(Baca: Konstruksi Kilang Balikpapan Akan Dimulai Awal Tahun Depan)
Di tempat yang sama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan sudah menunggu lama kilang bisa terbangun. Untuk itu ia memitna Pertamina bisa menjalankannya dengan cepat dan bisa menekan impor. "Mudah-mudahan kami tidak impor,"kata dia.