Selama Natal dan Tahun Baru, Polri Lakukan Gencatan Senjata di Nduga
Tim gabungan TNI-Polri dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua melakukan gencatan senjata selama Natal dan Tahun Baru 2019. Penegakan hukum terbatas dilakukan untuk menghargai masyarakat setempat yang sedang merayakan Natal dan melakukan kegiatan keagamaan di gereja.
"Penegakan hukum terbatas untuk Natal dan Tahun Baru saya perintahkan jajaran Polri untuk cooling down, gencatan senjata dulu," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian, di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/12).
Sepanjang tidak terjadi keributan, personel Polri tidak perlu mengejar KKB hingga Tahun Baru 2019. Langkah penegakan hukum yang keras, apalagi hingga menimbulkan korban, dinilainya terlalu sensitif untuk masyarakat Nduga yang sebagian besar merayakan Natal.
Selain mengejar kelompok bersenjata, polisi tetap melakukan pendekatan halus dengan menjalin komunikasi dengan para tokoh masyarakat. "Kami tetap melakukan langkah halus, pendekatan kepada tokoh masyarakat seperti ada kegiatan Natal bersama di sana untuk memenangkan hati," ujar Tito Karnavian. Polri yakin, pihak yang berhasil merebut simpati publik akan menang dalam konflik ini.
(Baca: Operasi Militer Bukan Solusi Tepat Selesaikan Konflik di Papua)
Akar masalah tindakan kekerasan di Nduga, menurut Tito, adalah tidak meratanya kesejahteraan masyarakat yang terisolasi di pegunungan. Ia mencontohkan, sebelumnya gerakan kemerdekaan paling kuat di Manokwari, tetapi seiring terdapat perbaikan kesejahteraan, kelompok bersenjata pun tiada. Untuk itu, Presiden Joko Widodo berkeras membangun jalan Transpapua yang akan menghubungkan seluruh wilayah Papua agar perekonomian dan kesejahteraan masyarakat membaik.
Seperti diketahui, terjadi penembakan terhadap pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun Jembatan Kali Yigi di Nduga, Papua oleh KKB pada 2 Desember 2018. Proyek tersebut merupakan bagian dari Trans Papua yang diharapkan bisa memecahkan masalah konektivitas logistik di beberapa daerah di Papua yang selama ini hanya bisa dipenuhi lewat udara.
Akibat aksi penembakan tersebut, 19 pekerja konstruksi tewas sedangkan seorang anggota TNI tewas ketika melakukan pengejaran terhadap KKB. Tim gabungan TNI-Polri hingga saat ini masih melanjutkan pencarian empat karyawan PT Istaka Karya yang belum ditemukan.
(Baca: Pemerintah Masih Cari Empat Korban Penyerangan di Nduga)