BP Kirim Kargo LNG ke-1.000 Selama Beroperasi di Indonesia
BP Berau Ltd berhasil mengapalkan kargo gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) ke-1.000 selama beroperasi di Indonesia. Kargo tersebut dikirimkan ke Fujian, Tiongkok pada Jumat (4/1).
Mengutip akun twitter resminya, BP Indonesia pertama kali mengapalkan LNG pada 6 Juli 2009. Kargo LNG perdana saat itu berlayar dari Papua Barat menuju terminal LNG POSCO di Gwangyang, Korea Selatan.
"Sejak kargo pertama yang kami berangkatkan pada tahun 2009, gas dari Tangguh telah memberi daya untuk jutaan rumah, fasilitas masyarakat, dan bisnis di seluruh dunia, juga Indonesia" dikutip Katadata.co.id, Senin (7/1).
Selain untuk kebutuhan luar negeri, gas yang diproduksi BP juga untuk kebutuhan domestik. Data terakhir BP, per akhir 2017 lalu perusahaan ini telah mengapalkan gas sebanyak 83 kargo untuk kebutuhan dalam negeri.
Saat ini, BP mengoperasikan Proyek Tangguh LNG, yakni suatu kawasan pengembangan yang memiliki enam lapangan gas di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek Tangguh sudah memiliki dua train. Kapasitas dua train masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Jika ditotal, kapasitas keduanya 7,6 MTPA.
Nantinya menyusul satu train lagi yakni train tiga yang akan beroperasi pada 2020. Saat ini proyek train tiga masih tahap konstruksi. Proyek train tiga diharapkan menambah 3,8 MTPA kapasitas produksi LNG ke fasilitas Tangguh yang ada.
(Baca: Cek Cadangan Gas, BP Bor Sumur Eksplorasi di Papua Barat Oktober 2018)
BP memegang hak kelola 40,22 persen di proyek tersebut. Haknya meningkat dari semula 37,16 persen setelah Talisman keluar. Adapun pengelola lainnya adalah MI Berau B.V sebesar 16,30 persen, CNOOC Muturi Ltd 13,90 persen, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23 persen, KG Berau Petroleum Ltd sebesar 8,56 persen, KG Wiriagar Petroleum Ltd sebesar 1,44 persen, dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc sebesar 7,35 persen.