Pilpres Mampu Pengaruhi Investor Asing di Pasar Modal

Image title
17 Januari 2019, 00:34
Jokowi di BEI
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo meninggalkan Gedung Bursa Efek Indonesia usai menutup perdagangan saham di Jakarta, Jumat (29/12).

Pasar modal Indonesia sedang diminati oleh investor asing, hal itu terlihat dari aksi investor asing yang sudah mencatatkan pembelian bersih saham sebesar Rp 7,89 triliun di seluruh pasar dan Rp 6,09 triliun di pasar reguler. Analis memperkirakan, aksi beli bersih ini akan berlanjut hingga akhir tahun ini.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, salah satu yang membuat investor asing meneruskan aksi tersebut jika pada Pemilihan Umum Presiden yang akan digelar pada April nanti, Calon Presiden nomor urut 1, Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan kursi presidennya.

Simpulan William tersebut karena dia melihat investor asing melakukan pembelian bersih kebanyakan pada saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan konstruksi. Adapun, perusahaan konstruksi tersebut lekat dengan citra Jokowi, sehingga terlihat optimisme investor asing jika Jokowi menjabat lagi sebagai presiden.

"In case, Jokowi kalah, kemungkinan net buy terhenti karena itu bentuk kekecewaan. Bagaimana juga Indonesia sudah dapat investment grade yang bagus karena hasil kerja Jokowi saat ini," kata William ketika dihubungi oleh pihak Katadata.co.id, Rabu (16/1).

(Baca: IHSG Naik Tipis 0,07%, Pembelian Bersih Investor Asing Capai Rp 1,45 T)

Meski begitu, William tidak menyangkal bila Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden RI ke-8 juga akan mampu menjaga tren investor asing berada di pasar modal dalam negeri. Namun, nantinya investor tersebut akan menunggu arah pemerintahan yang baru seandainya Prabowo yang menang.

"Selagi net buy terhenti, mereka akan mencermati arah pemerintahan yang baru. Jika masih seiring dengan yang sudah berjalan, maka memungkinkan mereka (investor asing) masih akan optimis kembali," kata William.

Hal senada juga datang dari Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra. Menurutnya, meski tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat saat diadakan Pemilu, namun salah satu risiko jika Jokowi gagal menjadi presiden, sektor konstruksi akan terkoreksi. Terlebih dia menilai kebijakan Prabowo cenderung anti-asing.

"Namun, ini masih sangat awal dan spekulatif. Masing-masing Capres memiliki kebijakan masing-masing. Sebaiknya, kita tunggu kebijakan yang lebih presisi saat debat Capres nanti. Asing tentu terus mengamati dan dinamika akan terus berjalan," kata Aditya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...