IHSG Naik 0,28% Pada Sesi I Ditopang Sektor Pertanian dan Tambang
Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 0,28% ke posisi 6.466,50 pada sesi I perdagangan hari ini, Senin (21/1). Kenaikan IHSG ditopang kinerja saham di sektor pertanian yang melesat naik 3,4%, serta sektor tambang yang naik 0,92%.
Dari sepuluh indeks sektoral, hanya ada dua sektor yang terkoreksi hingga siang ini, yaitu sektor aneka industri yang turun 0,14% dan properti yang turun 0,72%. Kinerja enam sektor lainnya yaitu keuangan dan barang konsumsi naik 0,14%, manufaktur naik 0,23%, perdagangan naik 0,27%, industri dasar naik 0,64%, dan infrastruktur naik 0,69%.
Total perdagangan saham tercatat mencapai Rp 4,03 triliun, dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 6,61 miliar unit saham. Sebanyak 226 saham berkinerja positif, 152 saham turun, dan 162 saham stagnan. Investor asing sementara ini membukukan beli bersih saham sebesar Rp 136,52 miliar di seluruh pasar.
(Baca: Nantikan Pengumuman The Fed, IHSG Dibuka Naik 0,36% di Awal Pekan)
Saham yang banyak diborong investor asing siang ini yaitu saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan pembelian bersih mencapai Rp 90 miliar, dan saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 79,4 miliar.
Kinerja IHSG senada dengan kinerja mayoritas bursa saham di kawasan Asia yang juga menghijau. Strait Times dan Shanghai naik 0,40%, Hang Seng 0,35%, Nikkei 0,25%, serta KLCI Malaysia naik 0,55%. Hanya indeks PSEi Filipina dan Kospi Korea yang saat ini terkoreksi masing-masing 0,35% dan 0,03%.
Kendati bergerak positif, kenaikan harga minyak mentah dunia berpotensi menekan kinerja IHSG. Hari ini harga minyak WTI naik 0,37% sedangkan untuk harga kontrak pengiriman Februari naik 3,32% menjadi US$ 53,8 per barel. Sedangkan harga minyak brent hari ini naik 0,32%, dan harga kontrak pengiriman Maret 2019 naik 2,48% menjadi US$ 62,7 per barel.
Kenaikan harga minyak akan berdampak pada neraca perdagangan yang telah mencatatkan defisit terbesarnya sepanjang masa tahun lalu dan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Nilai tukar rupiah terhadap dolar pun akan semakin tertekan. Siang ini nilai rupiah melemah 0,35% terhadap dolar menjadi Rp 14.225/dolar AS.
Tidak hanya terhadap dolar, rupiah melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya yakni euro melemah 0,55% menjadi Rp 16.195/euro dan turun 0,41% terhadap poundsterling menjadi Rp 18.312/pounds. Rupiah juga melemah terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia.
(Baca: Deretan 10 Saham Terbaik Pekan III Januari, Sektor Tambang Naik Tinggi)