Perlambatan Ekonomi Global di Depan Mata, IHSG dan Bursa Asia Tertekan
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan saham hari ini, Rabu (23/1) dari zona merah. IHSG dibuka langsung terkoreksi 0,18% ke level 6.456,88, sejalan dengan kinerja mayoritas bursa saham Asia yang juga mengawali hari ini dibuka di zona merah.
Indeks Strait Times dibuka langsung terkoreksi 0,36%, Hang Seng terkoreksi 0,46%, Nikkei terkoreksi 0,64%, PSEi Filipina turun 1,17%, Kospi Korea terkoreksi 0,41%, dan KLCI Malaysia turun 1,13%. Hanya indeks Shanghai yang pagi ini dibuka di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,08%.
Kinerja bursa saham Asia banyak terpengaruh oleh data ekspor/impor Jepang bulan Desember 2018 yang turun cukup signifikan. Nilai ekspor Jepang pada Desember tahun lalu turun 3,8% secara tahunan menurut data kementerian keuangan Jepang.
(Baca: IHSG Berbalik Positif di Pengujung Perdagangan, Naik 0,28%
Turunnya nilai ekspor terutama disebabkan oleh turunnya ekspor ke Tiongkok sebesar 7% karena permintaan produk semikonduktor dan komponen telepon seluler yang melemah. Sementara itu impor tumbuh 1,9%, namun masih lebih rendah dari yang diperkirakan akan tumbuh 3,7%.
Dengan capaian tersebut, untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, neraca perdagangan Jepang mencatatkan defisit, yaitu sebesar 1,2 triliun yen untuk tahun 2018.
Pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan III 2018 juga telah menunjukkan kontraksi yang lebih besar dari perkiraan, yaitu -0,6%. Sedangkan inflasi juga turun megalami penurunan dari 0,8% secara tahunan pada November menjadi hanya 0,3% pada Desember yang semakin mengonfirmasi pelemahan pada perekonomian Jepang.