RI Akan Terjebak dalam Pendapatan Menengah? Ini Jawaban Menko Darmin

Rizky Alika
7 Februari 2019, 11:31
Darmin Nasution
Arief Kamaludin|KATADATA

Indonesia naik kelas dari negara berpendapatan menengah bawah menjadi negara pendapatan menengah atas. Ini seiring dengan pendapatan per kapita yang telah menembus US$ 3.900 pada tahun lalu. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution belum bisa memastikan apakah Indonesia akan lolos dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).

"Itu dia masalahnya, masih perlu waktu untuk menjawab itu," kata dia di kantornya, Rabu (6/2) malam. Menurut dia, negara di Amerika Latin banyak yang mengalami kenaikan kelas menjadi negara berpendapatan menengah atas, namun kemudian terjebak di posisi itu, lantaran sulit menjadi negara berpendapatan tinggi alias negara maju.

Berdasarkan data Bank Dunia per 2017, sebanyak 47 negara berada di kategori berpendapatan menengah bawah (lower middle income), dan 56 negara berada di kategori berpendapatan menengah atas (upper-middle income). Sebanyak dua negara tercatat berhasil naik menjadi negara berpendaatan tinggi (high income) yaitu Argentina dan Panama.

(Baca: Ekonomi Indonesia Naik Kelas, tapi Ada Risiko Gagal Jadi Negara Maju)

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, berdasarkan perhitungan Core, Indonesia perlu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata 6,8% per tahun selama 19 tahun ke depan untuk bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

"Untuk keluar dari jebakan ini, pertumbuhan 5% tidak cukup," ujarnya. Adapun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla membidik Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045.

(Baca: Kinerja Ekspor Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Tertinggi 5,17%)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...