Dibandingkan Asing, Investor Domestik Lebih Percaya kepada Pemerintah
Tidak sedikit gelombang kritik yang mengalir kepada pemerintah yang menilai kinerja pemerintah saat ini. Bahkan majalah The Economist sempat menerbitkan sebuah artikel yang mengkritik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla.
Salah satu kritikan media ekonomi asal Inggris dalam artikel yang bertajuk "Indonesia's Economic Growth is Being Held Back by Populism", yaitu soal ketidakmampuan pemerintah merealisasikan janji ekonomi Presiden Jokowi sehingga Indonesia tidak dapat merealisasikan potensi pertumbuhan ekonominya.
Tidak hanya kritikan tersebut dibantah oleh pemerintah dengan berbagai data yang komprehensif, hasil survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan tingkat indeks kepercayaan investor kepada pemerintah (IKIP) sebesar 147,7.
(Baca: Menjawab Kritikan The Economist Soal Perekonomian Era Jokowi)
Sebagai informasi, rentang nilai indeks ini yaitu antara nol, yang artinya investor sama sekali tidak percaya kepada pemerintah, hingga nilai maksimum 200 yang menunjukkan investor sama sekali tidak ada keraguan kepada pemerintah. Selain itu, nilai 100 menunjukkan sikap investor yang netral.
Survei ini dilakukan terhadap 172 investor institusi dari perusahaan manajemen investasi, dana pensiun dan asuransi, baik dari sektor swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun asing/joint venture (JV), yang saat ini mengelola dana investasi lebih Rp500 triliun di Indonesia.
Beberapa faktor yang dinilai dalam survei ini yaitu kepercayaan investor kepada pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyediakan lapangan kerja, menciptakan suasana aman dan tenteram, menjaga stabilitas harga barang dan jasa, menyediakan dan merawat infrastruktur, serta memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan.
Dari 172 investor yang disurvei, sebagian besar investor menyatakan yakin bahwa pemerintah akan menjalankan tugasnya tersebut dengan baik. Hanya saja pada aspek memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan hanya 47,7% investor yang menyatakan pemerintah sudah melakukannya dengan baik.
(Baca: Jelang Pemilu, Investor Asing Lebih Optimistis Kondisi Politik Stabil)
Sedangkan pada aspek lainnya persentase investor yang menyatakan kerja pemerintah sudah baik cukup tinggi, terutama dalam menyediakan dan merawat infrastruktur, dimana 80,8% investor yakin pemerintah akan dapat melakukannya dengan baik.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa investor asing cenderung memiliki keyakinan yang lebih rendah pada peran pemerintah terkait keamanan, stabilitas harga, serta infrastruktur. Cukup banyak responden investor asing/JV yang menyatakan bahwa mereka tidak yakin terhadap pemerintah pada aspek-aspek tersebut, dibandingkan investor dari swasta atau BUMN.
Pada aspek stabilitas harga barang dan jasa, misalnya, sebanyak 28,57% investor asing/JV menyatakan mereka tidak yakin pemerintah bisa melakukan hal tersebut dengan baik. Sama halnya dalam menyediakan dan merawat infrastruktur, sebanyak 21,43% responden menyatakan tidak yakin pemerintah bisa melakukannya dengan baik.
Hanya saja investor asing yang disurvei dalam riset ini hanya berjumlah 14 orang, yang artinya, investor domestik/dalam negeri lah yang memiliki kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah.
(Baca: Dana Asing Masuk Tembus Rp 40 Triliun, Tren Penguatan Rupiah Berlanjut)
Namun, dengan tingkat kepercayaan yang lebih rendah dari investor dalam negeri, aliran modal asing yang mengalir ke Indonesia sepanjang tahun ini atau secara year to date cukup tinggi. Menurut data Bursa Efek Indonesia, modal asing yang masuk ke pasar saham tahun ini mencapai Rp10,88 triliun.
Jika mengacu pada data Bank Indonesia, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia melalui berbagai instrumen, tidak hanya saham, hingga awal Februari telah menembus angka Rp40,16 triliun. Capaian tersebut, untuk sementara ini, lebih baik dibanding 2018 yang mencatat ada Rp50,75 triliun modal asing yang keluar, hanya dari pasar saham saja.
Hasil lengkap survei investor institusi dan Katadata Investor Confidence Index (KICI) ini dapat Anda unduh di link ini.