Sentimen Global dan Domestik Mendukung, IHSG Berpotensi Melaju Naik
Indek harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan saham di akhir pekan ini, Jumat (15/3) dengan dibuka naik 0,11% ke posisi 6.420,18 dibandingkan penutupan kemarin di posisi 6.413,27. Kinerja positif IHSG sejalan dengan bursa Asia yang mayoritas bergerak di teritori positif.
Pagi ini nyaris seluruh bursa saham Asia rebound setelah pada penutupan Kamis (14/3) mayoritas berakhir di zona merah. Indeks Shanghai pagi ini naik paling tinggi yakni 1,61%, kemudian Nikkei naik 1,02%, Kospi naik 0,87%, Hang Seng naik 0,7%, Strait times naik 0,41%, dan KLCI naik 0,16%. Hanya indeks PSEi yang pagi ini terkoreksi sebesar 0,43%.
Dikutip dari Reuters, reboundnya bursa saham Asia didorong oleh optimisme perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan TIongkok. Walaupun optimisme tersebut sedikit tertahan karena pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang direncanakan berlangsung akhir Maret ini untuk menyimpulkan kesepakatan dagang antara keduanya batal terlaksana.
(Baca: Ditopang Sentimen Global, IHSG Naik 0,56% Kembali ke Level 6.400)
Investor global juga mendapat suntikan optimisme dari perkembangan Brexit yang kembali ditunda untuk memastikan 'no deal Brexit' tidak terjadi. Penundaan tersebut mendorong bursa saham Eropa yang mencatatkan kenaikan tertinggi dalam lima bulan terakhir.
Kendati demikian ada sentimen global yang patut diwaspadai oleh investor di Indonesia, yaitu potensi meluasnya perang dagang setelah AS mencabut keistimewaan tarif dari India. Selain itu prospek ekonomi Tiongkok juga masih lemah seiring dengan produksi industri Tiongkok yang melambat ke level terendah dalam 17 tahun terakhir.
"Faktor eksternal masih akan memberikan pandangan yang kurang baik ke pasar hari ini. Juga dari faktor internal, dukungan masih lemah ke pasar," papar kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah dalam risetnya yang diakses Jumat (15/3).
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik mengumumkan neraca perdagangan INdonesia periode Februari 2019 mencatatkan surplus sebesar US$ 330 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/dolar).
(Baca: Harga Saham Turun 11%, Nilai Pasar Boeing Sudah Tergerus Rp403 Triliun)
Surplusnya neraca perdagangan ini akan menjadi sentimen positif yang bisa mendorong penguatan nilai tukar rupiah, yang juga berpotensi menggerakkan IHSG ke arah positif.
Hingga berita ini ditulis IHSG terus bergerak naik. Saat ini IHSG berada pada level 6.453,94 atau naik 0,63%. Sebanyak 208 saham bergerak naik, 123 saham turun, dan 143 saham harganya tidak berubah. Sedangkan investor asing sementara ini membukukan pembelian bersih saham senilai Rp 99,35 miliar.