Total 3.800 MW Proyek Pembangkit Listrik Dapat Beroperasi Tahun Ini
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) memperkirakan tahun ini beberapa proyek pembangkit listrik dalam program 35 ribu megawatt (MW) akan mulai beroperasi secara komersial (comercial operation date/COD). Mereka perkirakan bakal ada sekitar 3.800 MW, baik dari pihaknya maupun dari produsen listrik swasta (independet power producer/IPP) yang akan operasional.
"Ada beberapa power plant yang beroperasi di tahun 2023 dan 2024. Nanti yang paling besar di 2019 ini adalah mulai masuknya PLTU sizing 1.000 MW. Kami perkirakan di tahun ini ada tambahan sekitar 3.800 MW lagi," kata Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman di kantornya, Jakarta, Senin (18/3).
Beberapa proyek tersebut bakal dikebut penyelesaiannya, sehingga dapat beroperasi pada triwulan III-2019. Seperti proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 dengan kapasitas 1.000 MW, PLTU Cilacap Ekspansi 2 berkapasitas listrik 1.000 MW, dan PLTU Lontar yang berkapasitas 350 MW.
(Baca: Mengkritisi RUPTL 2019-2028 terhadap Perkembangan Energi Terbarukan)
Selain itu, pembangkit listrik lainnya yang merupakan energi baru terbarukan (EBT) juga bakal dikebut pengerjaannya, sehingga ditargetkan bisa beroperasi pada tahun ini dengan total daya 570 MW. "Yang besar yang akan masuk tahun ini adalah PLTA (pembangkit listrik tenaga air) Rajamandala perkirakan tahun ini, kemudian PLTA Poso," kata Syofvi.
Sementara itu, pada 2020 mendatang, Syofvi mengatakan merupakan tahun di mana proyek-proyek dengan kapasitas besar yang meruapakan bagian dari proyek 35 ribu MW ini bakal beroperasi. Mereka menargetkan tahun depan, ada tambahan 10 ribu MW proyek-proyek pembangkit listrik bisa beroperasi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan, hingga 15 Januari 2019 ini, proyek yang telah masuk tahap COD sekitar 8% atau sebesar 3.000 MW. "Tahap konstruksi sekitar 58% sebesar 20.400 MW," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk proyek yang telah kontrak/PPA sekitar 27% atau setara 9.500 MW. Proyek yang sudah masuk tahap pengadaan sekitar 4% atau setara 1.300 MW, dan tahap perencanaan sekitar 3% atau setara 954 MW. Dari angka tersebut, PLN secara total akan menggarap 8.600 MW sedangkan swasta akan menggarap 26.000 MW.
(Baca: PLN Akan Pasok Listrik 188 juta VA untuk 4 Pelanggan di Kalimantan)
Progres pembangunan proyek oleh PLN, sudah 20% atau 1.700 MW yang telah COD, dalam tahap konstruksi 53% atau sebesar 4,5 ribu MW, dalam tahap pengadaan sebesar 16% atau setara 1,3 ribu MW, dan tahap perencanaan 11% atau 954 MW. Sementara, proyek yang dikerjakan oleh IPP baru 5% atau 1,2 ribu MW yang COD, sebanyak 59% atau 15.800 MW yang memasuki tahap konstruksi, dan 36% atau setara 9.500 MW kontrak belum mulai konstruksi.
"Penyelesaian pembangkit terkesan baru sedikit (8%). Namun, apa bila dilihat secara total, proyek yang telah kontrak/PPA mencapai 93,3%. Hanya tersisa 6,6% yang belum kontrak/PPA," kata Jisman.