Buntut Diskriminasi Sawit, Malaysia Ancam Boikot Jet Tempur Uni Eropa

Image title
Oleh Ekarina
25 Maret 2019, 21:12
Jokowi dan Mahathir Mohammad
www.setkab.go.id
PM Malaysia Mahathir Mohammad dan Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Jumat (29/6)

Kebijakan diskriminasi minyak kelapa sawit di Uni Eropa berbuntut panjang. Setelah Indonesia memprotes keras upaya Benua Biru, kini giliran Malaysia yang menyatakan kemungkinannya menggagalkan pembelian pesawat jet asal Prancis dan menggantinya dengan jet tempur produksi Tiongkok.

Melansir laman media Malaysia Bernama.com, negara penghasil sawit kedua terbesar dunia ini mengatakan pemerintah Malaysia akan memperingatkan Uni Eropa bahwa pihaknya siap membalas jika minyak sawit terus dilarang masuk kawasan tersebut.

(Baca: Pengusaha Dukung Upaya Pemerintah Gugat Diskriminasi Sawit Uni Eropa)

Malaysia saat ini berencana meremajakan pesawat tempur Rusia Mig-22 dan menggantinya dengan pesawat jet Rafale dari Perancis atau Eurofighter Typhoon.

"Jika mereka terus mengambil tindakan terhadap kami (melarang minyak kelapa sawit), Kami akan berpikir untuk membeli pesawat terbang dari Tiongkok atau negara lain," katanya Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad dalam konferensi Pers, Minggu (24/3).

Namun demikian, Mahathir menekankan bahwa Malaysia tidak menyatakan perang terhadap Uni Eropa karena negara tersebut masih membutuhkan barang dari Benua Biru. Terlebih, Uni Eropa merupakan salah satu mitra dagang terbesar Malaysia.

Karena itu, Mahatir mengatakan tindakan apa pun untuk mengurangi atau menghentikan impor dari Uni Eropa tidak akan dilakukan secara terburu-buru, melainkan harus dipelajari terlebih dahulu dampaknya.

Menurut catatannya, kampanye anti-sawit oleh negara-negara Eropa akan berdampak pada ekspor minyak sawit Malaysia, meskipun kawasan itu bukanlah kontributor terbesar.

"Sentimen anti-kelapa sawit di Eropa terhadap Malaysia sangat kuat.. ekspor komoditas (dari Malaysia) akan terpengaruh meskipun mereka bukan pasar terbesar kami," katanya.

(Baca: Diskriminasi Sawit, Pemerintah akan Tempuh Jalur Hukum Lawan Uni Eropa)

Parlemen Eropa dilaporkan sedang dalam proses pelarangan penggunaan minyak sawit untuk biofuel sementara jaringan ritel di Inggris dan Islandia telah mengumumkan bahwa mereka akan berhenti menggunakan komoditas tersebut.

Sebelumnya, dalam pidatonya, Mahathir menyatakan kekecewaannya terhadap produsen makanan Eropa yang telah melabeli produk mereka 'No Palm Oil'. Ini menggambarkannya sebagai upaya propaganda untuk melindungi pasar mereka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...