IHSG Dibuka Melemah, Sejalan dengan Bursa Asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (11/4) terkoreksi 0,15 persen ke level 6.468,2. Bahkan, laju IHSG dalam 15 menit waktu pembukaan perdagangan terus terkoreksi sebesar 0,41 persen, hingga berada dalam level 6.451,6.
Volume transaksi saham hingga pukul 09.15 WIB tercatat sebanyak 1,56 miliar saham dengan nilai Rp 250,5 miliar. Tercatat ada 95 saham yang meningkat, 118 saham berada di zona merah, dan 121 saham stagnan. Investor asing tercatat melakukan jual bersih di pasar modal sebesar Rp 2,72 miliar, sementara di pasar reguler sebesar Rp 14,29 miliar.
Terkoreksinya IHSG pada pembukaan kali ini, sejalan dengan bursa-bursa di Asia lainnya. Hingga 15 menit usai pembukaan, Nikkei 225 Index terkoreksi 0,18 persen, Hang Seng Index berada di zona merah dengan melemah 0,62 persen, dan Shanghai Composite Index juga melemah 0,55 persen. Namun, Strait Times Index menguat 0,42 persen.
Pelemahan IHSG, ditopang oleh sektor Aneka Industri yang melemah hingga 1,27 persen dalam pembukaan perdagangan sejauh ini. Meski begitu, sektor Properti mengalami penguatan sebesar 0,18 persen dan menjadi satu-satunya sektor yang berada di zona hijau.
(Baca: Berseteru dengan Eropa, Trump Beri Sinyal Perang Dagang Belum Berakhir)
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus dalam risetnya menjelaskan beberapa faktor eksternal masih akan mempengaruhi laju IHSG hari ini. Sentimen yang mempengaruhi seperti prospek pertumbuhan di Zona Eropa tahun 2019 akan berkisar di 1,1 persen dan akan naik menjadi 1,6 persen pada tahun 2020.
Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi sempat mengatakan prospek pertumbuhan di Kawasan Uni Eropa akan tetap mengalami penurunan. Masih ada ketidakpastian terkait dengan faktor geopolitik, ancaman proteksionisme, dan kerapuhan di negara berkembang.
Menurut Nico, ada hal lain yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, yang berasal dari ketidakpastian yang bakal dihadapi oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, karena beberapa faktor. "Mulai dari pertimbangan proses keluarnya Brexit (British Exit), hingga perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam yang terdapat di Eropa dan Tiongkok," seperti dikutip dari risetnya Kamis (11/4).
(Baca: Ancaman Perang Dagang Meluas, IHSG Ditutup Turun 0,09%)
The Fed memang sempat mengatakan tidak ada kenaikkan suku bunga acuannya untuk 2019. Meskipun demikian, The Fed tetap berharap kegiatan ekonomi untuk terus berkembang, pasar tenaga kerja tetap kuat, dan inflasi mendekati 2 persen di Amerika Serikat.
Di tengah sentimen global, Nico menilai sejauh ini langkah pemerintah dan Bank Indonesia yang mencoba memperbaiki perekonomian dari langkah-langkah kebijakan makroprudensial, sudah cukup baik. "Namun, sentimen dari eksternal dapat berdampak signifikan jika pondasi suatu negara masih belum cukup kuat," tulisnya.
Secara teknikal, tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas melihat adanya potensi pergerakan IHSG yang bakal menguat hari ini dan diperdagangkan pada level antara 6.460 hingga level 6.500. Menguatnya IHSG hari ini juga diperkirakan oleh Anallis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya, di level 6.402 hingga 6.585.
Menurut William, progres uji support masih akan dilalui sebagai bagian dari laju kenaikan IHSG yang wajar terjadi. "Terdapat momentum yang dapat dimanfaatkan investor untuk dapat melakukan akumulasi pembelian, hari ini IHSG berpotensi menguat," tulis William yang dikutip pada Kamis (11/4).