Berseteru dengan Eropa, Trump Beri Sinyal Perang Dagang Belum Berakhir
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengirimkan pesan kepada pembuat kebijakan ekonomi di Washington bahwa perang dagang dan pelemahan ekonomi dunia belum berakhir. Sinyal perang dagang kembali menguat, setelah AS berencana memberlakukan tarif impor senilai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 155 triliun untuk produk buatan Eropa, mulai dari helikopter hingga keju Roquefort.
"Uni Eropa telah mengambil keuntungan dari perdagangan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berhenti!," tulis Trump dalam cuitannya di Twitter, Selasa (10/4).
(Baca: Buntut dari Subsidi Airbus, AS Siap Gempur Eropa dengan Tarif Balasan)
Jika hal itu terealisasi, maka pengenaan tarif baru akan menjadi balasan bagi Uni Eropa yang dituding melakukan subsidi ilegal untuk Airbus dalam persaingan dengan Boeing Co. Namun, AS masih akan menunggu keputusan WTO, sebelum menjatuhkan sanksi tarif balasan musim panas ini.
Kendati berpotensi memantik perang dagang baru, tetapi upaya Trump membalas perlakukan Uni Eropa disebut masih dilakukan sesuai aturan.
"Pemerintahan Trump telah mengirimkan beberapa sinyal campuran tentang Organisasi Perdagangan Dunia, tetapi tindakan ini menunjukkan mereka masih menghargai aturan," kata Associate Director di Cato Institute, Simon Lester seperi dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/2).
Sebelumnya, AS dan Uni Eropa telah memulai gencatan senjata sejak Juli lalu, ketika Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi Eropa serta Trump setuju untuk memulai pembicaraan tentang pengurangan tarif industri. Langkah ini menahan ancaman Trump untuk mengenakan tarif terpisah pada impor mobil dan suku cadang dari Uni Eropa.
(Baca: Sentimen Perang Dagang Warnai Pergerakan IHSG dan Bursa Asia Hari Ini)
Namun, negosiasi belum dilakukan dengan sungguh-sungguh, karena 28 anggota Uni Eropa hanya memberi mandat kepada Komisi Eropa untuk memulai pembicaraan dalam beberapa hari mendatang.