Gunung Agung Erupsi, Bandara Ngurah Rai Tetap Beroperasi
Gunung Agung di Karangasem, Bali mengalami erupsi pada Minggu (21/4) pukul 03.21 WITA. Meski begitu, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali Elfi Amir memastikan hal ini tidak mengganggu operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Kepastian itu mengacu pada hasil observasi meteorology penerbangan (METAR) pada pukul 10.30 WITA. METAR mencatat, tidak ada sebaran abu vulkanik di sekitar bandara. Selain itu, tidak ada gumpalan debu vulkanik ataupun peningkatan status Gunung Agung.
Untuk itu, operasional Bandara Ngurah Rai tetap berjalan normal. “Diharapkan agar semua maskapai saling menginformasikan saat mendarat atapun lepas landas untuk monitor Mount Agung Activity. Kewaspadaan di antara stakeholder diperlukan,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (21/4).
(Baca: Operasional Bandara Ngurah Rai Berangsur Normal Usai Kebakaran)
Meski begitu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B Pramesti mengimbau seluruh pihak terkait tetap waspada dan berhati-hati. "Semua pemangku kepentingan penerbangan harus bersinergi dan berkoordinasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa angkutan udara,” katanya.
Pemerintah pun melakukan langkah komprehensif atas dampak erupsi Gunung Agung terhadap operasional di Bandara Ngurah Rai, Bali. Salah satunya, Kemenhub menggelar rapat gabungan stakeholders di ruang rapat Airport Operation Control Center (AOCC).
Rapat tersebut diikuti oleh PT Angkasa Pura I (Persero), AirNav Indonesia, Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah IV, Pimpinan AoC, maskapai dan perwakilan groundhandling.
(Baca: Telah Bebas dari Abu Vulkanik, Bandara Ngurah Rai Kembali Dibuka)
Pada pukul 05.30 WITA, stasiun meteorologi Bandara I Gusti Ngurah Rai merilis laporan terkait aktivitas Gunung Agung. Laporan itu menjelaskan tentang zona yang masih termasuk kategori orange atau semburan abu vulkanik hanya 2 ribu meter di atas puncak gunung.
Lalu, pada pukul 06.44 hingga 08.15 WITA, terpantau hasil paper test di Bandara Ngurah Rai positif karena abu vulkanik sangat tipis. Artinya, masih ada sebaran bu vulkanik di Bandara Ngurah Rai tetapi operasional masih bisa berjalan normal.
Pada pukul 07.00 sampai 08.22 WITA, hasil pindaian LIDAR menunjukkan sebaran abu vulkanik tipis dan tidak merata dengan radius 1.500 meter dari bandara pada ketinggian 500 meter dari permukaan tanah.
Adapun tinggi letusan mencapai 2 ribu meter. Erupsi Gunung Agung ini terjadi selama 2 menit 55 detik.
(Baca: Frekuensi Letusan Gunung Agung Menurun, Status Masih Siaga )